Wednesday, December 14, 2022

Dampak Konflik Ukraina dan Rusia Bagi Dunia

Konflik berkepanjangan Rusia dan Ukraina memberikan dampak bagi dunia seperti krisis pangan, keterbatasan energi, dan inflasi dunia.

Adapun beberapa dampak dari konflik tersebut antara lain :

1.     Komoditas Melambung Harga minyak dan gas telah melonjak akibat kekhawatiran pasokan karena Rusia adalah salah satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia. Minyak mentah Brent North Sea, patokan internasional, berdiri di sekitar 90 dollar AS pada Februari. Pada 7 Maret, melonjak ke 139,13 dollar AS mendekati level tertinggi 14 tahun dan harga tetap sangat fluktuatif. Harga yang naik mendorong pemerintah negara-negara di dunia mengambil langkah-langkah untuk meringankan kesulitan keuangan bagi konsumen. Mulai PPN yang lebih rendah di Swedia, batas harga di Hongaria, atau diskon di Perancis.

2.     Ancaman Makanan Sekjen PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa konflik dapat bergema jauh di luar Ukraina, menyebabkan "badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global". Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia, menyumbang 30 persen dari ekspor gandum global. Harga sereal dan minyak goreng telah meningkat. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan jumlah orang yang kekurangan gizi dapat meningkat delapan hingga 13 juta orang selama tahun ini dan tahun depan. Amerika Serikat, India dan Eropa dapat menutupi kekurangan gandum. Tapi bisa lebih rumit untuk menggantikan minyak bunga matahari dan jagung, yang masing-masing jadi barang eksportir nomor satu dan empat dunia di Ukraina.

3.     Pasar Saham Terguncang Perang telah membawa volatilitas ke pasar sementara bursa saham Moskwa ditutup selama tiga minggu dan hanya dibuka kembali sebagian pada hari Senin. Sanksi Barat telah melumpuhkan sektor perbankan dan sistem keuangan Rusia, sementara rubel telah runtuh. Langkah-langkah tersebut termasuk upaya untuk membekukan 300 miliar dollar AS cadangan mata uang asing Rusia yang disimpan di luar negeri. Rusia sekarang menghadapi risiko gagal bayar utang untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.

4.     Pertumbuhan Ekonomi Lebih Lambat Perang mengancam akan menjadi penghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid. OECD telah memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat menimbulkan pukulan satu persen pada pertumbuhan global. IMF diperkirakan akan menurunkan perkiraan pertumbuhannya, yang saat ini berada di 4,4 persen untuk tahun 2022.