BAB 1
PENDAHULUAN
Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan pembelahan diri. Akan
tetapi, pada pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, pembelahan sel menjadi
terbatas hanya di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan khusus tersebut tetap
bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut
meristem. Pada dasarnya, pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan
lain selain meristem, seperti pada korteks batang, tetapi pembelahannya sangat
terbatas.
Pada proses pembelahan, sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi
membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan membelah
diri. Jaringan inilah jaringan dewasa.
BAB 2
PEMBAHASAN MATERI
Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok
yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan
jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta
fungsi yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan
dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Setiap
jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Apakah jaringan itu ? Jaringan yaitu
sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-sifat yang sama.
Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di seluruh
bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam pengangkutan air
dan makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh pengangkutan.
Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu organ akar, organ
batang maupun daun.
A. jaringan meristem
Jaringan
meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu menhgalami pembelahan diri
secara terus menerus.
Berdasarkan
posisinya dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung
akar.
b.
Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem
pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumput-rumputan.
c.
Meristem llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat
ditemukannya. Contohnya adalah cambium dan cambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a.
Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (contoh:
meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar
bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan
primer.
b.
Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang sudah
mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium gabus. Kegiatan
jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Aktivitas kambium menyebabkan
pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada
tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan
kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan
membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih
aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit
batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Gb1. Meristem
B. jaringan dewasa
Jaringan
dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sifat-sifat jaringan
dewasa antara lain:
a.
Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
b.
Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,
c.
Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan selaput yang
menempel pada dinding sel,
d.
Kadang-kadang selnya telah mati,
e.
Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
f.
Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel.
Jaringan
dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung
(epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan
pengangkut (vaskuler), dan jaringan sekretoris.
B.1. Jaringan pelindung (epidermis)

Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel epidermis
biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang mengendap di antara
selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan
sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadangkala kita temukan
lapisan lilin yang kedap air untuk mengurangi penguapan air.
1)
Stoma

Stoma
(jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis organ
tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup. Sel penutup
dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel
epidermis lainnya, dan disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar
stomata. Letak stomata kebanyakan berada di permukaan bawah daun. Stomata
berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.
2)
Trikoma
Trikoma
(jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya berbentuk rambut.
Ada juga trikomata yang berbentuk sisik atau duri. Fungsi trikoma bagi tumbuhan
adalah sebagai berikut:
a)
Mengurangi penguapan
b)
Meneruskan rangsang
c)
Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
d)
Membantu penyebaran biji
e)
Membantu penyerbukan bunga
f)
Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
3)
Sel kipas
Sel kipas
dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku atau family Gramineae
atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari beberapa sel berdinding tipis dengan
ukuran yang lebih besar dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas
berfungsi mengurangi penguapan dengan menggulung daun.
B.2 Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel
hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim
mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga
berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa
dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim
terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah,
dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti
pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah
memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami
penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau
memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang
lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang
antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran
gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi,
yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi
metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya
sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan
yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan
makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan
dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel
yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim
adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang
memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada
tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim
dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
Biasanya terletak di bagian tepi
suatu organ, misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam
selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam
tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang
(rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa
gula, tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di
daerah panas (xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan
kaktus dan lidah buaya.
Ruang antar selnya
besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai alat pengapung di air, misalnya
parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng gondok
3 Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Berdasarkan
bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan
sklerenkim.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya
memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis,
artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila
organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga,
buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel
parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim
bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel
kolenkim dibedakan atas:
1. kolenkim angular (kolenkim
sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian
sudut sel;
2. kolenkim lamelal, merupakan
jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3. kolenkim anular, merupakan
kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi
berbentuk pipa.

B.3 Jaringan Pengangkut (Vaskuler)
Jaringan
pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk
berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral
dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem

Trakeid dan
trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel
berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung
kloroplas sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah
pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah
(noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan
pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor
air dan mineral pada trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada
trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk
trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung
bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding
trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.

Floem
juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang.
Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve
plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes)
yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan
gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengankut
Berdasarkan posisi xylem dan floem
dibedakan atas :
a)
Tipe kolateral
- Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem terdapat cambium
- Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem tidak dijumpai kambium
b)
Tipe konsentris
- Konsentris amfikibral, apabila xylem berada ditengah dan floem mengelilingi xylem
- Konsentris amfivasal, apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem
c) Tipe radial, xilem dan floem
letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran
B.4
Jaringan sekretori
Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak keluar dari
tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah :
a)
Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak
b)
Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang dihasilkan
ditimbun dalam ruangan penyimpan, misalnya minyak atsiri, lender, dan
damar
c) Saluran getah,
sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu system jaringan yang menembus
jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel tersebut berisi getah.
C. Organ pada tumbuhan
Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun
atas beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, organ pada tumbuhan
dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (organa nutritiaum), dan organ
reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang, dan daun,
sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada
bunga
1. Akar

Pada
kebanyakan tumbuhan dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar
tunggang yang memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan
monokotil berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.
Pada irisan
membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang paling ujung
disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (kaliptra). Kemudian
dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona pembelahan sel, pada daerah ini
terdapat meristem apikal dan turunannya yang disebut meristem primer. Menuju ke
atas, zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan,
sel-sel memanjang sampai sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini
berguna untuk mendorong ujung akar (termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas
, zona pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan,
sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.

Apabila kita
membuat irisan melintang akar muda, maka akan terlihat struktur sel dan
jaringan penyusun akar, berturut – turut, yaitu epidermis, korteks, endodermis
dan stele (silinder pusat).
Lapisan
terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang tersusun
rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis, dan memanjang,
sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari bahan selulosa dan
pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya satu lapis. Permukaan sel
epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar.
Di sebelah
dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung membentuk silinder dan
memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut di sebelah dalamnya. Lapisan
ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu
penebalan dari suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan
ini, larutan tidak bisa menembusnya.
Silinder
pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut. Bagian ini dipisahkan dari
korteks oleh endodermis. Bagian luar yang berbatasan dengan endodermis adalah
perisikel yang tersusun atas sel-sel parenkim berdinding tipis dan mempunyai
potensi meristematik, sehingga sering disebut sebagai perikambium. Peranan
perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya
kambium vaskuler, kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar.
Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada
tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun seperti
bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan floem letaknya
berselang-seling.

Kambium
merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder
tumbuhan dikotil, yaitu:
a) kambium pembuluh (vascular
cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke arah dalam dan floem
sekunder ke arah luar,
b) kambium gabus (cork cambium) yang
menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada
batang dan akar.
Empulur batang tersusun atas jaringan parenkim yang
mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan
tersusun atas perikambium yang disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh
floem primer di sebelah dalam dan endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari
empulur berupa pita radier yang terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur
sampai dengan floem. Fungsi utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan
ke arah radial. Pada tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa
garis-garis halus yang membentuk lingkaran tahun.
Struktur morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan
berbeda-beda. Oleh karena itu, struktur morfologi daun dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari:
bentuk tulang daun (menvirip, menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun
atau bentuk helaian daun (bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
jantung, dan bulat telur); tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan bersisik).
Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga
berfungsi untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan). Bila
kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai
bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi daun
tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan
jaringan pengangkut.

Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat
kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan terdiri atas
parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan parenkim spons
(parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel – sel yang memanjang
di sel –sel bulat dan pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai
tempat pertukaran gas selama fotosintesis berlangsung.
Hamper semua daun memiliki berkas pengangkut yang
tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun ini berisi pembuluh
angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk mengangkut
air dan hasil fotosintesis pada daun.

Bunga
merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan
rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun
yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai
alat perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga
dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan
kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan
warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam
proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih
mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup
bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk
yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan
dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan
bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari
terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari
(gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga.
Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket
sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang
disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang
mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).
Reproduksi Vegetatif Alami dan
Vegetatif Buatan – Kali ini
garda pengetahuan akan membahas mengenai vegetatif alami dan vegetatif
buatan. Reproduksi vegetatif atau aseksual adalah perkembangbiakan
secara tidak kawin, individu baru berasal dari bagian-bagian tubuh induknya. Reproduksi
vegetatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu vegetatif alami dan
vegetatif buatan.
Reproduksi Vegetatif Alami dan
Vegetatif Buatan:
1) Vegetatif alami
Jenis-jenis perkembangbiakan secara vegetatif
alamipada tumbuhan adalah sebagai berikut.
a) Membelah diri atau pembelahan
biner
Perkembangbiakan dengan membelah
diri adalah satu sel induk membelah menjadi dua atau lebih sel anak. Setiap sel
anak tumbuh menjadi individu baru. Sel anak sama dengan sel induk. Contohnya
adalah pembelahan biner pada ganggang biru.
b) Spora
Individu baru terbentuk dari spora
yang dihasilkan oleh induknya. Tiap spora bisa tumbuh menjadi individu baru.
Perkembangbiakan dengan spora terjadi pada alga, jamur, lumut, dan paku-pakuan.
c) Stolon atau geragih
Stolon adalah cabang yang tumbuh
mendatar di atas permukaan tanah. Contohnya, stroberi, rumput teki, dan daun
kaki kuda.
d) Umbi
Umbi adalah bagian tanaman yang
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
(1) Umbi akar
Umbi akar adalah akar yang tumbuh
membesar dan beberapa tempat pada umbi tersebut terdapat calon tunas yang dapat
tumbuh menjadi individu baru. Contoh: ubi.
(2) Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang
tumbuh membesar. Contoh: wortel, lobak, dan bit.
(3) Umbi lapis
Merupakan modifikasi dari pelepah
daun yang tersusun rapat membentuk umbi. Pada setiap ketiak lapisan terdapat
calon tunas. Bagian dasar umbi yang berbentuk cakram merupakan modifikasi dari
batang. Contoh: bawang merah, bawang putih, dan bawang bombay.
e) Rimpang atau akar tinggal
Akar tinggal disebut juga rhizoma,
yaitu batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah. Contoh: kunyit, jahe, kencur,
dan temu lawak.
f) Tunas
Tunas adalah tumbuhan yang tumbuh
dari batang yang berada di dalam tanah. Umumnya, individu baru tumbuh tidak
jauh dari induknya sehingga tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas
membentuk rumpun. Contoh: pisang, bambu, dan tebu.
g) Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang
tumbuhnya tidak pada batang, misalnya di daun. Contoh: cocor bebek, cemara, dan
sukun.
2) Vegetatif buatan
Vegetatif buatan terbagi menjadi beberapa macam, antara lain:
a) Mencangkok, hanya bisa dilakukan
pada tumbuhan yang berkambium (dikotil). Contoh: jeruk, mangga, belimbing, dan
jati.
b) Menyambung atau mengenten, dengan
tujuan menyambung dua jenis tanaman yang berbeda sifatnya, biasanya dilakukan
pada pucuk tanaman. Contoh: singkong karet dengan singkong biasa.
c) Menempel atau okulasi, yaitu
menggabungkan dua jenis tanaman yang berbeda sifatnya dengan menggunakan
lapisan kulitnya (pada mata tunas). Contoh: jeruk bali dengan jeruk limau.
d) Stek, yaitu cara memperbanyak
tanaman dengan menggunakan potongan-potongan dari bagian tubuh tanaman, baik
akar, batang, atau daun. Contoh: tebu, tanaman bunga, dan singkong.
e) Merunduk, yaitu membengkokkan
cabang atau ranting tanaman ke bawah. Contoh: alamanda dan apel.
BAB 3
Penutup
A.
Kesimpulan
Struktur
utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga. Yang mana organ-organ
tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami pembelahan sel
membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan
yang sudah tidak mengalami pembelahan sel, dan sudah mengalami diferensiasi dan
fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga,
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar (parenkim), jaringan
penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).
Daftar pustaka
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5. Terj. Dari: Biology. 5th ed. oleh Manulu,
W. Jakarta: Erlangga.
Mader, S.S. 2004. Biology.
Boston: McGraw-Hill.
Pratiwi, D.A., dkk. 2006, Biologi.
Jakarta: Erlangga.
http://www.cartage.org.lb
http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/
http://www.cartage.org.lb
http://www.flmnh.ufl.edu/flowerpower/
No comments:
Post a Comment