Peranan Petani Terhadap Kalangan Atas
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Perhatian terhadap masyarakat
manusia telah berlangsung lama, semanjak orang mengenal kebudayan dan
peradaban. Perhatian tersebut mula-mula berwujud sebagai pemikiran secara
filsafat yang mengidam-idamkan masyarakat yang aman dan sejahtera, dan timbulah
usaha untuk menciptakan norma-norma kemasyarakatan.
Terlepas dari itu, melihat penerapan
paradigmamodernisasi yang saat ini lebih mengutamakan prinsip efisiensi dalam
pelaksanaan pembangunan pertanian, menyebabkant erjadinya perubahan stuktur
social masyarakat petani dipedesaan, sehingga terjadi petani lapisan bawah dan
petani lapisan atas.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan saya dalam
pembuatan makalah ini, selain sebagai I salah satu tugas dalam mengikuti UTS,
juga saya ingin mengetahui seberapa besar perenan petani dimasyarakat kalangan
atas, bagaimana juga masyarakat meresponnya, juga upaya pemerintah dalam
mensejahterakan para petani desa, dan apa perbedan petani kelasatas yang
mayoritas tinggal doi kota, dam petani kelas bawah yang tinggal di I desa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keperpihakan pada Masyarakat
Petani Di Pedesaan yang Terpinggirkan
Seperti yang telah di tulis di BAB
I, dahwa penerapan modernisasi dalam penerapannya lebih mengutamakan prinsip
efisiens I dalam pelaksanaan pembangunan pertanian yang menyebabkan terjadinya
perubahan stuktursocial masyarakat petani di pedesaan.Perubahan tersebtut
erkait dengan stuktur kepemilikam lahan pertanian, sehingga terjadi petani
lapisan atas dan petani lapisan bawah.
Petani lapisan atas, merupakan
petani yang akses pada sumber daya lahan dan kapitalnya mampu meresponteknolog
I dan pasar dengan baik, serta memiliki peluang berproduksi yang menghasilkan
keuntungan yang besar .Sedangakn petani lapisan bawah, merupakan golongan
petani di pedesaan yang dilihat dari segi lahan dan kapitalnya relati fmiskin,
dan hanya memiliki factor pruduksi ternaga kerja.Untuk memenuhi kebutuhan
berproduksi, kedua lapisan masyarakat petani tersebut terlibat dalam hubungan
kerja yang kurang seimbang.
Juga ditemukan fenomena terjadinya
ketimpangan stuktur penguasaan lahan, seperti kasaus lahan irigasi teknis d
iDesaLimpas, dimana 60 % dari sekitar 455 hektar sawah di kuasai oleh satu keluarga.
Dalamproses pembangunan pertanian,
seperti revolusi hijau dalam konteks sosiologoi pedesaan sesengguhnya petani
tidak terlibat, karena revolus ihijau justru malah meninggalakan kaum petani
dah wa telah terbukti terjadiny aprosesketergantungan terhadap pupuk dan bibit
unggul, sehingg aterjad ipenurunan penghasilan petani. Dalam hal ini bias jadi
petani hanya menjadi korban dari pembanguna n petani tersebut.
Tetapi disisi lain, terdapat dampak
fositif dari revolusi hijau, dimana program tersebut bias melibatkan petani
kecil yang diupayakan agar mampu mengadopsi berbagai program pembangunan
pertanian.
Dari segi ekonomi, petani dilihat
dari kamampuan mereka untukdapat menghasilan pendapatan berdasarkan sekian
leterberas. Sedangkan dari segi stuktur sosisal petani merupaka n kelompok
masyarakat dengan klasifikasi paling bawah, seperti halnya dengan nelayan dan
peternak.Hal ini turut dipicu oleh perkembangan teknologi, yang akhirnya
menempatkan petani dalam posisi yang lemah.
Penerapan teknologi moderen dan
system pasar yang mengutamakan perubahan nilai ekonomi lahan, menyebabkan
tingginya kenutuhan tanah dari pertanian ke non-pertanian.Dampak sosiologi dar
iekomoni kapitalis tersebut dapat mempengruhi tujuan produk si petani, strategi,
nilai dan norma.
Berbagi perubahn yng muncul
setidaknya menunjukan keterkaitan petani dengan globalisasi system ekonomi
dunia, sebagai proses adaptasi mereka dalam system ekonomi global, serta
mempengaruhu system ekonomi, social, dan budaya, hal ini juga mencerminkan
perubahan social petani yang masih di naungi dimensi structural.
B. Dimensi dan Perubahan Struktur
Sosial Petani
Petani di Indonesia merupakan
mayoritas petani kecil dengan penguasaanl ahan yang relative sempit.
Keterbatasan tersebut pada dasarnya bercirikan :
- Terbatasnya penguasaan terhadap sumber daya,
- Menggantungkan hidupnya pada usaha tani,
- Tingkat pendidikan yang reletif rendah, dan
- Secarae konomi mereka masih tergolong miskin.
Sebagai masyarakat yang hidup
dipedesaan, petani tidak tergolong masyarakat primitif dan tidak juga moderen,
petani berada dipertengahan antara masyarakat primitif dan masyarakat industry.
Merekat erbentuk sebagai pola-pola dari suatu masyarakat begitu saja.Menurut
sebagian orang petani dipedesaan dipandang jelek, dan memperlakukannya sebagai
agregat-agregat tanpa bentuk, tanpa struktur, masyarakat tradosional, serta
mencap mereka sebagi manusia –manusia yang terikat tradisi.
Pertama-tama masyarakat luar desa
memandang petani sebagai satu sumber tenagakerja, tetapi pada dasarnya petani
juga merupakan pelaku ekonomi dank epala keluarga, dimana tanahn yaitum
erupakan sumber ekonomi m ereka. (Wolf, 1985)
Pada masa kini, petani merupakan
masyarakat yang mampu mengadopsi perkembangan teknologi pertanian. Keadaan tersebut
dicapai berkat perkembangan sarana dan prasarana yang mendukung makin
terbukanya akses petani terhadap teknologi pertainan dan pasar moderen. Akses
petani dipedesaan juga sudah mulai terbuka melalui perkembangan teknologi
komunikasi dan transportasi yang sudah mencapai pelosok pedesaan.
Melihat perkembangan teknologi yang
semakin canggih dijaman sekarang, telah mampu mengakses kebergarai daerah tidak
lagi bersifat otonom, dan kemungkinan para petani yang tinggal didesa dapat
tinggal diluar desa.
C. Pemberdayaan dan Potensi Sumber
Pendapatan di Pedesaan
Pemberdayaan merupakan istilah yang
sering digunakan oleh pelaku pembangunan. Masyarakat diberdayakan dengan
memanfaatkan pengetahuan dan kearifan local. Pemberdayaan juga dapat diartikan
sebagai upaya strategi dalam rangka memperluas akses masyarakat terhadap sumber
daya pembangunan melalui penciptaan peluang yang seluas-luasnya agar masyarakat
lapisan bawah bisa beradaftasi. (sumodiningrat, 1999)
Peran pemberdayaan petani sebagai
pendukung keterjaminan social ekonomi rumah tangga hendaknya dapat menjamin
penghasilan para petani.Pemberdayaan masyarakat tradisional itu berawal dari
struktur social yang berubah menjadi struktur yang bersifat ekonomi. Sipat
social yang lebih menguatkan perekonomian keluarga dengan memberi kesepakatan
yang lebih berpihak pada anggota kelembagaan yang bersifat kekurangan.
Perkembangan system pertanian,
secara umun berbanding lurus dengan kontinuitas kesempatan usahatani di desa.
Perbaikan harga komoditas pertanian pada system pemasaran akan mempengaruhi
struktur biaya dalam proses produksi. Di samping dapat memberikan jaminan
pendapatan, khususnya bagi keluarga petani yang kurang mampu.Melalui komunikasi
yang instensif, dapat menjadikan media yang sangat berfungsi dalam membahas
dalam berbagai aspek kehidupan pedesaan ,terutama yang memiliki keterangan
rumah tangga masyarakat lapisan bawah.
Sebagai manusia yang berpeluang
untuk mendidikdiri, maka system ekonominya di sebut “system usahatani
keluarga”. Petani tidak homogen, melainkan ada yang kaya, menengah, guram,
serta bersifat dinamis. Dalam perekonomian petani dinyatakan unsure-unsur biaya
produksi tidak dapat diperbandingkan dengan yang terdapat dalam perekonomian
kapasitas. Oleh karena itu, cara perhitungan laba tidak sepenuhnya dapat
diperhitungkan dipasar perekonomian petani.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Tekanan ekonomi kapitalis
kepedesaan, berupa penerapan teknologi moderen dan pasar bebes, bukan saja
mengakibatkan hilangnya usaha tani bagi petani, namun juga makin longgar dan
melemahnya ikatan social yang terjadi di pedesaan.
Masalah keterbatasan petani yang
menjadi akibat kemiskinan lebih merupakan kondisi struktural sehingga
diperlukan perubahan structural dalam mengatasinya. Secara bertahap
diperlukan perubahan persepsi terhadap pekerjaan sector pertanian yang
dipandang sebagai pekerjaan kurang terhormat.
Pemberdayaan petani merupakan upaya
menciptakan suasana untuk membangkitkan kesadaran berkembangnya potensi yang
dimiliki dengan mendorong motivasi, menciptakan berbagai peluang, menghilangkan
dominasi pemerintah terhadap perbaikan system dan mekanisme pemasaran.
mampir sob
ReplyDeleteplang mko itu.... biar sama2 ki n arno ma blog :)