Menyerah dengan segala
cara diet yang selalu gagal? Mungkin ini waktunya Anda mencoba sudut
pandang lain. Parfum baru ciptaan pebisnis Alex Fountaine, bisa dicoba.
Sebab, parfum itu sengaja diciptakan untuk menurunkan berat badan.
Alex menamai parfum itu Slim.
Ia dikemas dengan gambar binatang sigung sebagai ikonnya. Gambar itu
seakan menandakan, cairan dalam botol itu berbau menyengat seperti tubuh
sigung sendiri. Memang, tak seperti pewangi lain, parfum itu punya
aroma yang berbeda.
Alih-alih mengharumkan
tubuh, parfum itu justru memunculkan bau tak sedap. Bau itulah yang
diharapkan mampu mematikan nafsu makan. Sehingga, berat badan seseorang
bisa menurun.
Mulanya, ide menciptakan
parfum itu muncul dalam benak Alex saat dirinya menghadiri sebuah pesta.
Ia menemukan, bau busuk adalah satu-satunya cara yang bisa mengekang
keinginannya makan cokelat.
“Bau menjijikkan
menyambut saya di sebuah pesta. Itu berasal dari salah satu hidangan,
semacam sup. Karena baunya sangat menyengat, kami tidak bisa makan
sepotong pun dalam pesta itu,” ujarnya, seperti dilansir laman Daily Mail.
Ia kemudian berpikir,
mengapa bau busuk tak dimanfaatkan dalam bisnis. Ia pun mencari bukti
bahwa bau bisa mengurangi nafsu makan. Ternyata, menurut ahli biologi,
bau busuk bisa mengurangi nafsu makan sampai 10 persen. Jika diteruskan
selama seminggu, berat badan turun sekitar dua pound.
Alex menghubungi beberapa
perusahaan parfum, dan meminta menggabungkan bau-bau busuk yang ada.
Bau limbah dan kapur barus, termasuk di dalamnya. Ia kemudian dikirimi
sampel. Setelah beberapa bulan, Alex menemukan formula yang tepat.
Aromanya seperti kol busuk.
“Setiap kali tergoda
untuk makan, saya mengendus baunya. Itu seperti mendapat sengatan
listrik, saya jadi mendapat dorongan ekstra keras untuk mengatakan tidak
pada makanan,” lanjutnya. Selama enam bulan, Alex turun hampir 10
kilogram.
Satu botol parfum itu, berisi 250 mililiter, dibanderol dengan harga sekitar Rp550 ribu.
Namun, produk itu juga
memiliki kelemahan. Profesor Tim Jacob, seorang ahli bau-bauan dari
Cardiff University School of Biosciences menyebutkan, reseptor bau pada
manusia bisa bersifat adaptif. Dalam waktu singkat, ia bisa menyesuaikan
dengan bau yang ada di sekelilingnya, sebusuk apapun itu.
“Saya menemukan, manusia
bisa beradaptasi dengan bau busuk. Kita bisa mematikan indera terhadap
bau-bau itu. Inilah mengapa patolog dapat dengan nyaman melakukan
autopsi, atau ilmuwan forensik tak mual saat memeriksa lokasi pembunuhan
No comments:
Post a Comment