Friday, August 4, 2023

MAKALAH “MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI TANAH PAPU

 

MAKALAH

“MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI TANAH PAPUA”


 

 

 

 

Oleh :

...................................................

PEDIDIKAN GEOGRAFI

KELAS A

 

 

 

 

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2022

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MASALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DI TANAH PAPUA” ini tepat waktu yang telah di tentukan.

Tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. RENNY T. TUMOBER, M.Si selaku dosen bidang studi mata kuliah Belajar & Pembelajaran Geografi yang telah memberi tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang kami tekuni.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya tulis masih banyak kekuragan dan kekeliruan dan masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saya sangat berharap sekali untuk mendapatkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan  makalah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                Arso, 02 Juni 2022

 

 

                                                                                                              Penyusun

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.    Rumusan Masalah

C.    Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

1.     Pengertian Masalah

2.     Jenis-Jenis Masalah Belajar

3.     Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar di Tanah Papua

4.     Faktor-faktor penyebab munculnya masalah-masalah pembelajara di Tanah Papua

5.     Masalah-masalah pembelajaran secara umum di Tanah Papua

6.     Upaya-upaya pengentasan masalah belaajar di Tanah Papua

7.     Upaya-upaya mengatasi masalah dalam pembelajaran di Tanah Papua.

BAB II KESIMPULAN

REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24). Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara 12 bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128)

Sedangkan menurut Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Gagne dan Briggs (1979:3).

Istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.

B. Rumusan Masalah

1.     Apa itu masalah?

2.     Apa saja jenis-jenis masalah belajar?

3.     Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya masalah pembelajaran di Papua?

C. Tujuan Masalah

1.     Mahasiswa dapat menejlaskan apa itu masalah.

2.     Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis masalah.

3.     Mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pembelajaran di Papua.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1. Pengertian masalah

Masalah (bahasa Inggrisproblem) didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Bisa juga diartikan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan.

Umumnya masalah disadari ada saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan. Masalah adalah ketika kenyataan yang terjadi atau realita, fakta tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam beberapa literatur penelitian, masalah sering kali didefinisikan sebagai sesuatu yang membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah atau pemecahan masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu akan dipilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan paling kecil risikonya. Biasanya, alternatif jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah memiliki sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah bersangkutan.

2. Jenis-jenis masalah belajar

Jenis-jenis masalah belajar Di Sekolah dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang mengalami.

1.     Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.

2.     Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untukmemenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.

3.     Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.

4.     Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

5.     Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan sebagainya.

6.     Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.

Menurut Modul Diagnostik Kesulitan Belajar Dan Pengajaran Remedial, beberapa ciri-ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar antara lain :

1.     Menunjukan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinya.

2.     Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang dicapainya selalu rendah

3.     Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugastugas sesuai dengan waktu yang tersedia.

4.     Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang,berpura-pura, dusta dan sebagainya.

5.     Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, menganggu dalam atau di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri, tersisihkan, tidak mau bekerja sama dan sebagainya.

6.     Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal, dan lain sebagainya.

3. Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah belajar di Tanah Papua

Ø  Kekurangan guru-guru di sekolah pedalaman-pedalaman Papua.

Ø  Terbatasnya ketersediaan gedung sekolah beserta infrastruktur di sejumlah kampung yang ada di Papua.

Ø  Tidak terdistribusinya tenga pendidik di detiap sekolah di Papua.

Ø  Kondisi ekonomi, budaya dan aksebilitas geografis menjadi batasan bagi anak-anak Papua untuk mendapatkan pendidikan.

 

 

 

4. Faktor-faktor penyebab munculnya masalah-masalah pembelajaran di Tanah Papua

1.     Faktor Fisiologis

1.     Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak sesuai pada bagian tertentu dari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya peserta didik akan mengalami masalah belajar. Seandainya sistem syaraf atau otak peserta didik karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna akibatnya akan mengalami hambatan ketika belajar.

2.     Faktor Sosial

Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan peserta didik sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab masalah belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung peserta didik tersebut untuk belajar sepenuh hati. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, ada orang tua yang selalu marah bila menonton TV setiap saat, ada juga yang tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik. 

3.     Faktor Kejiwaan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut akan mengalami masalah belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan masalah belajar.

4.     Faktor Kependidikan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan peserta didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan peserta didiknya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan para peserta didik bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor

5. Masalah-masalah pembelajaran secara umum di Tanah Papua

Ø  Masalah secara umum adalah bahasa. Karena anak-anak yang tinggal di pedesaan lebih mengenal bahasa setempat dibandingkan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.

Ø  Tidak semua anak dapat menikmati bangku sekolah karena harus membantu orangtuanya bekerja demi memenuhi kehidupan sehari-hari.

Ø  penyebab masalah dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan peserta didik tersebut.

Ø  Konflik. Bila telah terjadi peperanan antar suku maka sekolah akan sepi dan tidak dapat digunakan karena anak-anak dan guru takut untuk keluar rumah.

Lalu berikutnya:

1.     Dari segi guru

a.     Guru mendapat kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.

b.     Kepribadian guru secara keseluruhan belum bisa diteladani peserta didik.

c.     Penerapan tugas sebagai pengajar, pendidik, pelatih belum dapat berjalan optimal.

d.     Guru mendapat kesulitan dalam menentukan dan mengidentifikasi materi esensial dan materi sulit.

e.     Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran belum sesuai harapan.

f.      Guru masih mengandalkan Lembaran Kegiatan Peserta didik (LKS) yang dijual penerbit untuk pekerjaan rumah peserta didik karena kesulitan dalam mengembangkan LKS sendiri.

g.     Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta didik dalam belajar.

h.     Kemampuan guru masih kurang dalam mengelola laboratorium, sehingga kesulitan menyajikan materi sains secara praktek.

i.      Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran yang sesuai.

j.      Guru kesulitan membuat alat evaluasi belajar dan mengembangkan Emosional Spiritual Question (ESQ

 

2.     Dari segi peserta didik

a)     Minat baca, motivasi belajar, dan daya nalar peserta didik relatif rendah.

b)     Kemandirian dan strategi belajar kurang baik.

c)     Kurang efektif memanfaatkan waktu dan sumber belajar.

d)     Aktivitas bertanya di kelas rendah.

e)     Mudah terpengaruh oleh dampak negatif teknologi.

3.     Dari segi manajerial

Kurangnya perhatian pimpinan terhadap sarana dan prasarana sains baik laboratorium maupun media.

4.     Dari segi orang tua

a)     Kurangnya perhatian orang tua, disiplin, kepedulian, bimbingan belajar, dan fasilitas belajar di rumah.

b)     Banyaknya orang tua yang tidak mengenali bakat anaknya.

c)     Tingginya harapan orang tua dibandingkan kemampuan anaknya.

5.     Dari segi pemerintah

a)     Kurang optimalnya perhatian pemerintah dalam pengadaan sarana, fasilitas laboratorium, dan buku-buku perpustakaan sekolah.

b)     Adanya intervensi birokrat yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan. Misalnya pengangkatan kepala sekolah.

6.     Dari segi lingkungan atau masyarakat

a)     Lingkungan masyarakat kurang kondusif mendukung suasana belajar.

b)     Tidak aktifnya kegiatan organisasi di masyarakat yang dapat membangun kreativitas peserta didik.

6. Upaya-upaya pengentasan masalah belajar di Tanah Papua

1.     Pengajaran perbaikan

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahkelasalahan dalam proses dan hasil belajar siswa. Bentuk kesalahan yang paling pokok berupa salah pengertian, salah pemahaman, salah menafsirkan dan tidak menguasai konsep-konsep dasar. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu maka siswa mempunyai kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

2.     Kegiatan pengayaan

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa yang cepat dalam belajar mempunyai sisa waktu yang berlebih dalam belajar, untuk itu mereka memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah atau memperluas pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.

3.     Peningkatan motivasi belajar

a)     Memperjelas tujuan-tujuan belajar, siswa akan didorong untuk lebih giat belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai

b)     Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa

c)     Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan

d)     Memberikan hadiah ( penguatan dan hukuman bila perlu)

e)     Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid.

f)      Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu (seperti suasana yang menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan)

g)     Melengkapi sumber dan peralatan mengajar.

4.     Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan yang belajar yang efektif. Tetapi masih ada siswa yang yang mengamalkan sikap dan kebiasaan belajar yang tidak diharapkan dan tidak efektif. Bila siswa tidak memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik maka dikhwatirkan siswa tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik itu diperoleh melalui usaha atau bahkan kerja keras.

7. Upaya-upaya mengatasi masalah dalam pembelajaran di Tanah Papua

Ø  Upaya meningkatkan kualitas guru

Ø  Memberikan beasiswa dan sekolah gratis bagi para siswa/I dan mahasiswa/I melalui berbagai program yang disiapkan pemerintah. Hal ini dilakukan agar anak-anak yang kesusahan dalam membayar uang sekolah dapat tetap melanjutkan pendidikannya.

Ø  Menjamin keamanan bagi para tenaga pendidik dan anak-anak didik oleh pemerintah yang telah bekerjasama dengan pihak keamanan (TNI & POLRI)

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

Dapat di simpulakan dari penjelasan di atas bahwa problamatika pendidikan di Indonesia masih banyak memiliki persoalan-persoalan, terutama di Papua. Dunia pendidikan kita masih mengalami berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks bagi para siswa/i. Peran guru sebagai tenaga pengajar dan Orang tua di rumah yang baik sangat penting bagi permasalahan-permasalah pendidikan di Papua. Hal ini dimaksudkan agar terciptanya pendidikan yang baik (disiplin, kreatif, dan inovatif).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA

MODUL “BUKU BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”  

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah

https://www.beritasatu.com/archive/393388/pendidikan-masih-jadi-masalah-utama-di-papua

 

 

No comments:

Post a Comment