Sunday, September 8, 2013

Skripsi Studi Kompetensi Guru PAI dalam Proses Pembelajaran


PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
 Kenakalan tawuran siswa di SMA N 1 Arso saat sekarang ini sudah menjadi masalah sosial, yang mana hal ini perlu perhatian serius baik dari pihak sekolah SMA N 1 Arso terutama bagi guru Pendidika Agama Islam  dan orang tua murid itu sendiri. Kenakalan siswa pada SMA N I Arso terlihat sudah melanggar norma-norma agama, hal itu terjadi dikarenakan pengajaran yang dilakukan oleh guru PAI di SMA N I Arso kurang terfokus pada sikap dan akhlak tersebut kurang menyentuh sehingga berdampak pada kurangnya etika agama bagi siswa yang ada di SMA N I Arso. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan apabila tidak ditindaklanjuti maka kenakalan siswa dapat memberikan citra yang kurang baik bagi pihak sekolah serta dunia pendidikan dan merugikan siswa itu sendiri.
 Kenakalan tawuran ternyata membuat resa masyarakat. Siswa SMA itu berumur 16 sampai 18 tahun  yang menginjak masa remaja merupakan suatu masa transisi menuju dewasa dan merupakan suatu masa mencari identitas diri. Dalam masa tersebut tidak sedikit siswa mengalami kebimbangan dalam diri masing-masing siswa dalam menentukan sikap dan prilaku sehari-hari.Sehingga tidak sedikit pula siswa melakukan suatu perbuatan yang melanggar baik norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat termasuk melanggar agama dan norma hukum.
Kurangnya kompetensi kinerja seorang guru PAI di SMA N I Arso membawa pengaruh besar  dalam  membentuk kepribadian, tingka laku maupun Akhlak para para siswa dan siswi.
Kemampuan seorang guru  dalam  merencanakan  dan  melaksanakan  proses pembelajaran  merupakan  faktor  utama  dalam  mencapai  tujuan  pengajaran. Keterampilan  merencanakan  dan  melaksanakan  proses  belajar  mengajar  sesuatu  yang  erat  kaitannya  dengan  tugas  dan  tanggung  jawab  guru  sebagai pengajar  yang  mendidik.  Guru  sebagai  pendidik  mengandung  arti  yang  sangat luas,  tidak  sebatas  memberikan  bahan-bahan  pengajaran  tetapi  menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan. Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk meningkatkan peran dan kompetensinya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.[1]
Sebagai  pengajar,  guru  hendaknya  memiliki  perencanaan  (planing) pengajaran  yang  cukup  matang.  Perencanaan  pengajaran  tersebut  erat  kaitannya dengan  berbagai  unsur  seperti  tujuan  pengajaran,  bahan  pengajaran,  kegiatanbelajar,  metode  mengajar,  dan  evaluasi.  Unsur-unsur  tersebut  merupakan  bagian integral dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran.
Kompetensi  merupakan  salah  satu  kualifikasi  guru  yang  terpenting.  Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam  melakukan  tugasnya  dan  hasilnya  pun  tidak  akan  optimal.  Dalam  syariíat Islam,  meskipun  tidak  terpaparkan  secara  jelas,  namun  terdapat  hadits  yang menjelaskan  bahwa  segala  sesuatu  itu  harus  dilakukan  oleh  ahlinya  (orang  yang berkompeten dalam tugasnya tersebut).
Dengan  komptensi  yang  dimiliki,  selain  menguasai  materi  dan  dapat mengolah  program belajar mengajar, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan  kompetensi  guru  yang  sangat  penting.  Evaluasi  dipandang  sebagai masukan yang diperoleh dari proses pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui  kekuatan  dan  kelemahan  berbagai  komponen  yang  terdapat  dalam suatu proses belajar mengajar. Sedemikian pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang  baik  tidak  cukup  hanya  didukung  oleh  perencanaan  pembelajaran, kemampuan  guru  mengembangkan  proses  pembelajaran  serta  penguasaannya terhadap  bahan  ajar,  dan  juga  tidak  cukup  dengan  kemampuan  guru  dalam menguasai  kelas,  tanpa  diimbangi  dengan  kemampuan  melakukan  evaluasi terhadap  perencanaan  kompetensi  siswa  yang  sangat  menentukan  dalam  konteks perencanaan  berikutnya,  atau  kebijakan  perlakuan  terhadap  siswa  terkait  dengan konsep  belajar  tuntas.  Atau  dengan  kata  lain  tidak  ada  satupun  usaha  untuk memperbaiki  mutu  proses  belajar  mengajar  yang  dapat  dilakukan  dengan  baik tanpa disertai langkah evaluasi.
Kinerja guru atau biasa disebut perfomance guru merupakan hasilkerja atau unjuk kerja atas suatu aktifitas mengajar yang diberikan sesuai dengan petunjuk atau pedoman. Indikator kinerja guru dapat dilihat pada kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran. Merencanakan KMB, menguasai bahan pelajaran, mengelolah kelas, menggunakan fasilitas pendidikan dan penilaian hasil belajar.[2]
Dampak dari kurangnya materi Pendidikan Agama Islam yang menyebabkan siswa SMA kurang dalam menjalankan nilai agama sehingga pertanyaan saya apakah model materi dan fasilitas pengajaran yang kurang atau masyarakat sudah kurang peduli lagi dengan Agama
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Bagaimanakah kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA N1 Arso?
2.      Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMA N 1 Arso?
C.    Tujuan Penelitian
Berpedoman pada perumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.    Untuk mengetahui materi yang di ajarkan guru PAI dalam pembentukan Ahklak di SMA N I Arso?
b.    Untuk mengetahui kompetensi Guru  Pendidikan  Agama  Islam  dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA N I Arso?
D.    Manfaat Penelitian
Secara rinci kegunaan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. 1.Manfaat Praktis
(a) Memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan sistem manajemen kinerja guru Pendidikan Agama Islam yang dapat dipertanggungjawabkan.
(b) Memberikan bahan penyempurnaan kebijaksanaan dalam pembinaan dan pengembangan karir guru PAI yang sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah setempat dan lingkungan kerjanya dalam upaya meningkatkan kinerja guru PAI.
2.2. Manfaat Akademis
(a) Memperluas dan memperbanyak khazanah ilmiah keilmuan guru PAI khususnya dalam bidang manajemen dan administrasi guru yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia guru.
(b) Menjadikan pendorong bagi studi lebih lanjut untuk mengembangkan model peningkatan kinerja guru dalam cakupan yang lebih luas
E.     Defenisis Operasional
Guna menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap apa yang penulis sajikan disini penulis menjelaskan maksud dari judul tersebut sebagai berikut:
Kompetensi
Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004: 38) bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, ketrampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki seorang guru pendidikan agama islam untuk dapat melaksanakan tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Sedangkan menurut Broke dan Stone (Uzer Usman, 2007:14) kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti.
Pembelajaran
            Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, namun mempunyai arti yang berbeda. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Guru berceramah sedangkan siswa hanya sebagai pendengar sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pengajaran masih belum maksimal.
F.     METODOLOGI PENELITIAN
A.    Teknik Pengumpulan Data
  Adapun  teknik  yang  digunakan  dalam  mengumpulkan  data  dalam penelitian ini adalah:
1.  Observasi
Saya melakukan observasi dengan cara mengamati linkungan sekolah secara menyeluruh, selain itu juga saya memperhatiakan tingkah laku para siswa siswi dalam lingkungan sekolah,sehingga saya dapat mengumpulkan data sesuai yang diinginkan. Observasi saya lakukan selama seminggu
2.  Wawancara
Sebelum saya melakukan wawancara kepada guru PAi di SMA N I Arso pertama-tama yang saya lakukan adalah mendekati dan selanjutnya saya memperkenalkan nama setelah itu baru saya menyampaikan maksud dan tujuan saya datang kesekolah tempat dia mengajar, setelah saya sampaikan barula saya memulai wawancara.
B.     Metode Penelitian
Metode  yang  digunakan  dalam  peneitian   ini  adalah  metode deskriptif  kualitatif  yang  ditunjang  oleh  data  yang  diperoleh  melalui  penelitian kepustakaan, dan penelitian lapangan. 
Adapun  penelitian  kepustakaan  adalah  menelaah, mengkaji  dan  mempelajari  berbagai  literatur  (referensi)  yang  erat  kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
Penelitian lapangan, penulis terjun langsung ke lapangan atau dilakukan di sekolah dengan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, guna memperoleh data yang jelas dan representative














G.    SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I       pendahuluan yang menguraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah, Ruang Lingkup dan Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Defenisi Operasional, Metode Penelitian yang meliputi lokasi penelitian, jenis, data dan  teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan sistematika pembahasan.
Bab II      kajian Teori, membahas tentang pengertian kompetensi guru,
                      manajemen kinerja guru, serta macam-macam kompetensi guru.
Bab III    Gambaran umum lokasi penelitian yang menguraikan Deskripsi singkat SMA Negeri 1 Arso, letak geografis, sarana dan prasarana, Kondisi Guru, kondisi staf tata usaha dan kondisi siswa.
Bab IV Pembahasan dan hasil penelitian tentang penyebab kenakalan tawuran yang terjadi serta metode dan materi yang di ajarkan seorang Guru Pendidika Agama Islam di SMA N I Arso  yang memuat tentang pembahasan penelitian, hasil penelitian.
Bab V      Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.







BAB II
KAJIAN TEORI

A.     KOMPETENSI GURU PAI
1.      Pengertian Kompetensi Guru
Pendidikan  merupakan  sesuatu  yang  penting  dan  utama  dalam  konteks pembangunan  bangsa  dan  negara.  Hal  ini  dapat  terlihat  dari  tujuan  nasional bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang menempati  posisi  yang  strategis  dalam  pembukaan  UUD  1945.  Dalam  situasi pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, guru merupakan komponen yang  penting  dalam  meningkatkan  mutu  pendidikan.  Ini  disebabkan  guru  berada di  barisan  terdepan  dalam  pelaksanaan  pendidikan.  Dengan  kata  lain,  guru merupakan  komponen  yang  paling  berpengaruh  terhadap  terciptanya  proses  dan hasil  pendidikan  yang  berkualitas.  Dengan  demikian  upaya  perbaikan  apapun yang  dilakukan  untuk  meningkatkan  pendidikan  tidak  akan  memberikan sumbangan  yang  signifikan  tanpa  didukung  oleh  guru  yang  profesional  dan berkompeten.  Oleh  karena  itu,  diperlukanlah  sosok  guru  yang  mempunyai kualifikasi,  kompetensi  dan  dedikasi  yang  tinggi  dalam  menjalankan  tugas profesionalnya.[3]
Pengertian  kompetensi  ini, jika  digabungkan  dengan  sebuah  profesi  yaitu guru  atau  tenaga  pengajar,  maka  kompetensi  guru  mengandung  arti  kemampuan seseorang  guru  dalam  melaksanakan  kewajiban-kewajiban  secara  bertanggung jawab  dan  layak  atau  kemampuan  dan  kewenangnan  guru  dalam  melaksanakan profesi  keguruannya.  Pengertian  kompetensi  guru  adalah  seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.[4]
2.      Urgensi Kompetensi Guru
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mempunyai berbagai kompetensi yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan kompetensi tersebut, maka akan menjadikan guru profesional, baik secara akademis maupun non akademis.
Masalah kompetensi guru merupakan hal urgen yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan social adjustment dalam masyarakat. Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyusunan kurikulum. Ini dikarenakan kurikulum pendidikan haruslah disusun berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh guru. Tujuan, program pendidikan, system penyampaian, evaluasi, dan sebagainya, hendaknya direncanakan sedemikian rupa agar relevan dengan tuntutan kompetensi guru secara umum. Dengan demikian diharapkan guru tersebut mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebaik mungkin[5]
Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.[6]
3.      Macam-macam Kompetensi Guru
Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.[7]
a.       Kompetensi Personal
Dalam kompetensi personal ini telah mencakup kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas dan keguruannya secara profesional. Kompetensi personal guru menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi ini juga sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guru menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara dan bangsa pada umumnya.
Sedangkan kompetensi sosial dimaksudkan bahwa guru mampu memfungsikan dirinya sebagai makhluk sosial di masyarakat dan lingkungannya sehingga mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, serta masyarakat sekitar.
Menurut A.S Lardizabal, kompetensi personal-sosial adalah sebagai berikut:[8]
1.      Guru menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan
keimanan)
2.      Guru hendaknya mampu bertindak jujur dan bertanggungjawab
3.      Guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di lingkup sekolah maupun
luar sekolah
4.      Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi
tujuan yang baik.
5.      Guru mampu berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan
budaya masyarakatnya.
6.      Dalam persahabatan dengan siapapun, guru hendaknya tidak kehilangan
prinsip serta nilai hidup yang diyakininya.
7.      Bersedia ikut berperan serta dalam bebagai kegiatan sosial.
8.      Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil
9.      Guru tampil secara pantas dan rapi.
10.  Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan
11.  Guru hendaknya mampu bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian
tugas-tugasnya.
12.  Guru hendaknya dapat menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan
produktif
b. Kompetensi Profesional
Dalam standar nasional pendidikan, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.
Terdapat sepuluh kemampuan dasar keguruan yang menjadi tolok ukur kinerjanya sebagai pendidik profesional, diantaranya adalah sebagai berikut:[9]
1.      Guru dituntut menguasai bahan ajar. Penguasaan bahan ajar dari para guru sangatlah menentukan keberhasilan pengajarannya. Guru hendaknya menguasai bahan ajar wajib (pokok), bahan ajar pengayaan dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk keperluan pengajarannya, mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis, relevan dengan tujuan instruksional khusus (TIK), selaras dengan perkembangan mental siswa, selaras dengan tuntutan perkembangan ilmu serta tekhnologi (mutakhir) dan dengan memperhatikan kondisi serta fasilitas yang ada di sekolah dan atau yang ada di lingkungan sekolah.
2.       Guru mampu mengolah program belajar mengajar. Guru diharapkan menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran, asas pengajaran, prosedur-metode, strategi-teknik pengajaran, menguasai secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang penggunaan fasilitas pengajaran.
3.      Guru mampu mengelola kelas, usaha guru menciptakan situasi sosial kelasnya yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin.
4.      Guru mampu menggunakan media dan sumber pengajaran. Kemampuan guru dalam membuat, mengorganisasi, dan merawat serta menyimpan alat pengajaran dan atau media pengajaran adalah penting dalam upaya meningkatkan mutu pengajaran
5.      Guru menguasai landasan-landasan kependidikan. Guru yang menguasai dasar keilmuan dengan mantap akan dapat memberi jaminan bahwa siswanya belajar sesuatu yang bermakna dari guru yang bersangkutan.
6.      Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar, guru mampu berperan sebagai motivator, inspirator, organisator, fasilitator, evaluator, membantu penyelenggaraan administrasi kelas serta sekolah, ikut serta dalam layanan B.K di sekolah. Dalam pengajaran guru dituntut cakap dalam aspek didaktismetodis agar siswa dapat belajar giat.
7.      Guru mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Keahlian guru dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar siswa mempunyai dampak yang luas, data penilaian yang akurat sangat membantu untuk menentukan arah perkembangan diri siswa, memandu usaha, optimalisasi dan integrasi perkembangan diri siswa. Yang pertama-tama perlu dipahami oleh guru secara fungsional adalah bahwa penilaian pengajaran merupakan bagian integral dari sistem pengajaran. Jadi kegiatan penilaian yang meliputi penyusunan alat ukur (tes), penyelenggaraan tes, koreksi jawaban siswa serta pemberian skor, pengelolaan skor, dan menggunakan norma tertentu, pengadministrasian proses serta hasil penilaian dan tindak lanjut penilaian hasil belajar berupa pengajaran remedial serta layanan bimbingan belajar dan seluruh tahapan penilaian tersebut perlu diselaraskan dengan kemampuan sistem pengajaran.
8.      Guru mengenal fungsi serta program pelayanan BK. Mampu menjadi partisipan yang baik dalam pelayanan B.K di sekolah, membantu siswa untuk mengenali serta menerima diri serta potensinya membantu menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidup, membantu siswa berani menghadapi masalah hidup, dan lain-lain
9.      Guru mengenal dan mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah, guru dituntut cakap atau mampu bekerjasama secara terorganisasi dalam pengelolaan kelas.
10.  Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan pengajaran. Tuntutan kompetensi dibidang penelitian kependidikan ini merupakan tantangan kualitatif bagi guru untuk masa kini dan yang akan datang.
Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 14 tentang guru dan dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
a.        Kompetensi Paedagogik
Yang dimaksud dengan kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:[10]

1.      Pemahaman wawasan / landasan kependidikan
2.      Pemahaman terhadap peserta didik
3.      pengembangan kurikulum / silabus
4.      Perancangan pembelajaran
5.      Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6.      Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran
7.      Evaliasi Hasil Belajar (EHB)
8.      Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

b.      Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.26 Dalam standar nasional pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.
c.       Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:
1.      Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat
2.      Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3.      Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik; dan Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
d.      Kompetensi Profesional
Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi, pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional sebagai Berikut :[11]
1.      Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya
2.      Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik
3.      Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
4.      Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
5.      Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan
6.      Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7.      Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8.      Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
Dengan diberlakukannya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) saat ini, dalam hal penilaian atau evaluasi, ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan maka dalam melaksanakan kegiatan penilaian yang merupakan salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut dilakukan karena salah satu indicator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengevaluasi akan lebih memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas menilainya. Dengan demikian, berarti bahwa setiap guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi menilai secara baik dan menjadi guru yang bermutu.
1.      Mempelajari fungsi penilaian
2.      Mempelajari bermacam-macam teknik dan prosedur penilaian
3.      Menyusun teknik dan prosedur penilaian
4.      Mempelajari kriteria penilaian teknik dan proseur penialaian
5.      Menggunakan teknik dan dan prosedur penilaian
6.      mengolah dan menginterpretasikan hasil penilaian
7.      menggunakan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar
8.      menilai teknik dan prosedur penilaian
9.      menilai keefektifan program pengajaran


B.     PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah – langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Nana Sudjana, 2010 : 136 ). Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain ( 2010 : 1) pelaksanaan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melakukan beberapa tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain:
a. Mebuka pelajaran
Kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan siswa siap secara mental untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.pada kegiatan ini guru harus memperhatikan dan memenuhi kebutuhan siswa serta menunjukan adanya kepedulian yang besar terhadap keberadaan siswa. Dalam membuka pelajaran guru biasanya membuka dengan salam dan presensi siswa, dan menanyakan tentang materi sebelumnya ,Tujuan membuka pelajaran adalah :
1)      Menimbulkan perhatian dan memotifasi siswa
2)      Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batasan – batasan tugas yang akan dikerjakan siswa
3)      Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan – pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran yang akn dilakukan siswa.
4)      Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yangtelah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari.
5)      Mengaitkan peristiwa aktual dengan materi baru
b. Penyampaian Materi Pembelajaran
Penyampaian materi  pembelajaran  merupakan  inti  dari  suatu proses  pelaksanaan  pembelajaran.  Dalam  penyampaian  materi guru  menyampaikan  materi  berurutan  dari  materi  yang  paling mudah  terlebih  dahulu,untuk memaksimalakan  penerimaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru maka guru menggunakan metode  mengajar  yang  sesuai  dengan  materi  dan  menggunakan media  sebagai  alat  bantu  penyampaian  materi  pembelajaran. Tujuan penyampaian materi pembelajaran adalah :
1)      Membantu  siswa  memahami  dengan  jelas  semua permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
2)      Membantu siswa untuk memahami suatu konsep atau dalil.
3)      Melibatkan siswa untuk berpikir
4)      Memahami  tingkat  pemahaman  siswa  dalam  menerima  pembelajaran.



c. Menutup Pembelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru  untuk  mengahiri  kegiatan  inti  pembelajaran.  Dalam  kegiatan  ini guru  melakukan  evaluasi  tterhadap  materi  yang  telah disampaikan. Tujuan kegiatan menutup pelajaran adalah :
1)      Mengetahui  tingkat  keberhasilan  siswa  dalam  mempelajari materi pembelajaran.
2)      Mengetahui tingkat  keberhasilan  guru  dalam  melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3)      Membuat  rantai  kompetensi  antara  materi  sekarang  dengan materi yang akan datang.
Bardasarkan  beberapa  pembahasan  di  atas  maka  dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah berlangsungnya proses interaksi siswa dengan guru pada suatu lingkungan belajar[12]
2.      Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
Belajar dan mengajar sebagai suatu proses sudah tentu harus dapat  mengembangkan  dan  menjawab  beberapa  persoalan  yang mendasar. Keempat persoalan  ( tujuan, bahan, metode dan alat, serta  penilaian  )  menjadi  komponen  utama  yang  harus  dipenuhi  dalam proses  belajar  – mengajar.  Secara  skematis  keempat  komponen tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut :


 
                   






Metode dan Alat
 

Bahan
 

 
                         








 



Diagram 1 : Interelasi komponen pengajaran
( Nana Sudjana, 2010 : 30 )
a) Tujuan
Tujuan  dalam  proses  belajar  – mengajar    merupakan  komponen pertama  yang  harus  ditetapkan  dalam  proses  pengajaran  yang berfungsi  sebagai  indikator  keberhasilan  pengajaran.  Tujuan  ini  pada dasarnya  adalah  rumusan  tingkah  laku  dan  kemampuan  yang  harus dicapai dan dimiliki  siswa seteleh mereka menyelesaikan pengalaman dan  kegiatan  belajar  dalam  proses  pengajaran.  Isi  tujuan  pengajaran pada intinya adalah hasil belajar yang diharapkan.
Untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran  maka  ada  tujuan  yang  dibuat oleh  guru,  untuk  mencapai  tujuan  pembelajaran  maka  guru  harus memperhatikan beberapa hal antara lain ( Nana Sudjana, 2010 : 63 ) :
1)      Luas dan dalamnya bahan yang akan di ajarkan.
2)      Waktu yang tersedia
3)      Sarana belajar seperti buku pelajaran, alat bantu dan lain – lain
4)      Tingkat kesulitan bahan dan tingkat permasalahan siswa
Ada  beberapa  ketentuan  yang  harus  dipenuhi  dalam  merumuskan tujuan pembelajaran antara lain :
1)      Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku siswa
2)      Rumusan  tujuan  pembelajaran  harus  berisikan  tingkah  laku oprasional, yang artinya dapat diukur saat itu juga
3)      Rumusan  tujuan  berisikan  tentang  makana  dari  pokok  bahasan yang akan diajarkan saat itu
b) Bahan
Tujuan  yang  jelas  dan  oprasional  dapat  ditetapkan  bahan  pelajaran yang  harus  menjadi  isi  kegiatan  belajar  – mengajar.  Bahan  pelajaran inilah  yang  diharapkan  dapat  mewarnai  tujuan,  mendukung  tercapai tujuan atau tingkah laku yang diharapkan untuk dimiliki siswa.

Menurut  nana  sudjana  (  2010  :  69  ),  adabebrapa  hal  yang  perlu diperhatikan dalammenetapkan bahan pembelajaran antara lain :
(1)   Bahan harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan
(2)   Bahan  yang  ditulis  dalam  perencanaan  mengajar  terbatas  pada konsep saja sehingga tidak perlu ditulis secara rinci
(3)   Menetapkan  bahan  pembelajaran  harus  sesuai  dengan  urutan tujuan.
(4)   Urutan  bahan  hendaknya  memperhatikan  kesinambungan  antara bahan yang satu dengan bahan yang lain.
(5)   Bahan  disusun  dari  yang  sederhana  menuju  yang  kompleks,  dari yang  mudah  menuju  yang  sulit,  dari  yang  konkrit  menuju  yang abstrak.
(6)   Sifat bahan ada yang faktual dan ada yang konseptual, Bahan yang faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan bahan yang konseptual  berisikan  konsep  – konsep  abstrak  dan  memerlukan pemahaman.[13]
c) Metode
Metode dan  alat  yang  digunakan  dalam  pengajaran  dipilih  atas  dasar tujuan  dan bahan  yang telah  ditetapkan sebelumnya.  Metode dan  alat berfungsi  sebagai  jembatan  atau  media  transformasi  pelajaran terhadap tujuan yang inhgin dicapai. Metode dan alat yang digunakanharus betul – betul efektif dan efisien.

(1) Metode ceramah
Langkah – langkah dalam penggunnaan metode caramah menurut Nana sudjana ( 2010 : 77 ) :
a)      Tahap  persiapan,  artinya  guru  menciptakan  kondisi  yang  baik sebelum mengajar dimulai.
b)      Tahap  penyajian,  artinya  tiap  guru  menyampaikan  bahan ceramh.
c)      Tahap  asosiasi,  artinya  memberikan  kesempatan  kepada  siswa untuk menghubungkan  dan  membendingkan  bahan  ceramah yang telah diterimanya.
d)     Tahap  generalisasi  atau  kesimpulan.pada  tahap  ini  kelas menyimpulkan  hasi  ceramah,  umumnya  siswa  mencatat  bahan yang telah diceramahkan.
e)      Tahap  evaluasi.  Tahap  terahir  ini  diadakan  penilaian  terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru.
(2) Metode demonstrasi Petunjuk
  penggunaan  metode demonstrasi menurut Nana sudjana ( 2010 : 84 ) adalah sebagi berikut  :
a)      Persiapan / perencamaan, tetapkan tujuan demonstrasi, tetapkan langkah  – langkah  pokok  demonstrasi  dan  siapkan  alat  – alat yang diperlukan.
b)      Pelaksanaan  demonstrasi,  usahakan  demonstrasi  dapat  diamati oleh  seluruh  siswa,  tumbuhkan  sikap  kritis  siswa,  beri kesempatan kepada siswa untuk mencoba sehingga siswa yakin akan  kebenaran  suatu  proses,  buat  penilaian  dari  kegiatan siswa.
c)      Tindak  lanjut  demonstrasi,  setelah  demonstrasi  selesai  berikan siswa tugas baik secara tertulismaupun lisan
(3) Metode latihan
Menurut  Nana  sudjana  (  2010  :  86  )  prinsip  dan  petunjuk penggunaan metode latihan adalah :
(a)    Siswa  harus  diberi  pengertian  yang  mendalam  sebelum  diberi latihan tertentu.
(b)   Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis.
(c)    Latihan tidak perlu lama asal serimg dilakukan.
(d)   Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
(e)    Proses  latihan  hendaknya  mendahulukan  hal  – hal  yang esensial dan berguna.
(4) Metode pemberian tugas
Langkah – langkah menggunakan metode pemberian tigas menurut Nana sudjana ( 2010 : 81 ) adalah sebagai berikut :
(a)    Fase pemberian tugas
Tugas  yang  diberikan  kepada  siswa  hendaknya mempertimbangakan:
·         Tujuan yang akan dicapai
·         Jenis tugas jelas dan tepat.
·         Sesuwai dengan kemampuan siswa.
·         Ada  petunjuk  /  sumber  yang  dapat  membantu  pekerjan siswa
·         Sediakan  waktu  yang  cukup  untuk  mengerjakan  tugas tersebut.
(b)   Langkah pelaksanaan tugas
·         Diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru.
·         Diberikan dorngan sehingga siswa mau bekerja.
·         Diusahakan / dikerjakan oleh siswa sendiri.
·         Dianjurkan  siswa  mencatat  hasil  – hasil  yang  diperoleh dengan baik
(c)     Fase mempertanggung jawabkan tugas
·         Laporan  siswa  baik  lisan  /  tulisan  dari  apa  yang  sudah dikerjakan.
·         Ada tanya jawab diskusi kelas
·         Penilaian  hasil  belajar  siswa  baik  secara  tes  maupun  non tes
(d)   Alat
Alat  peraga  dalam  mengajar  memegang  peranan  penting  untuk
membantu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif. Sebab
dengan adanya alat peraga, bahan yang akan disapaikan kepada siswa
akan lebih mudah diterima dan dipahami siswa.
Prinsip  – prinsip menggunakan  alat  peraga  menurut  Nana  sudjana  ( 2010 : 104 ) adalah :
1)      Menentukan jenis alat peraga dengan tepat.
2)      Menetapkan atau memperhitunghkan subjek dengan tepat.
3)      Menyajikan alat peraga dengan tepat.
4)      Menempatkan  atau  memperliahatkan  alat  peraga  pada  waktu, tempat dan situasi yang tepat.
   seorang guru harus pandai dalam menggunakan alat peraga dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran berlangsung epektif dan lancar”.

(e)    Penilaian
Untuk  menetapkan  apakah  tujuan  belajar  telah  tercapai  atau  tidak maka  penilaianlah  yang  harus  memainkan  peran  dan  fungsinya. Dengan  perkataan  lain  bahwa  penilaian  berperan  sebagai  barometer untuk  mengukur  tercapai  tidaknya  tujuan  pembelajaran.  Itulah sebabnya fungsi penilaian pada dasarnya untuk mengukur tujuan. Beberapa  hal  yang  harus  diperhatikan  guru  dalam  penilaian  menurut nana sudjana ( 2010 : 117 ) antara lain :
1)      Penilaian harus dilakukan secara berlanjut.
2)      Dalam  proses  mengajar  penilaian  dapat  dilakukan  dengan  tiga tahap  yaitu  Pre-test  yaitu  tes  kepada  siswa  sebelum  pelajaran dimulai,  Mid-test  yaitu  tes  yang  diberikan  pada  pertengahan pelaksanaan  pembelajaran  dan  Post-test  yaitu  tes  yang  diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung.
3)      Penilaian  dilakukan  tidak  hanya  didalam  kelas  melainkan juga diluar kelas terutama pada tingkah laku.
4)      Untuk  memperoleh  gambaran  objektif  penilaian  sebaiknya  dilakukan penilaian tes dan non tes.
Gagne  berpendapat  bahwa  belajar  dapat  dilihat  dari  segi  proses dan segi hasil,  dari segi proses menurut gagne ada  delapan tipe perbuatan belajar sebagai berikut :
a.       Belajar  signal.  Bentuk  belajar  ini  merupakan  yang  paling sederhana yaitu memberikan reaksi terhadap perangsang.
b.      Belajar  mereaksi  perangsang  melalui  penguatan.,  yaitu membarikan reaksi  yang  berulang  – ulang  manakala  terjadi  reinforcement atau penguatan.
c.       Belajar  membentuk  rangkaian,  yaitu  belajar  menghubung 
hubungkan  gejala  /  faktor  /  yang  satu  dengan  yang  lain,  sehingga menjadi satu kesatuan yang berarti.
d.      Belajar  asosiasi  variabel, yaitu memberikan  reaksi  dalam bentuk  kata – kata, bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya.
e.       Belajar  membedakan  hal  yang  majemuk,  yaitu  memberikan  reaksi yang berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya.
f.       Belajar  konsep,  yaitu  menempatkan  objek  menjadi  satu  klasifikasi tertentu.
g.      Belajar  kaidah  atau  belajar prinsip,  yaitu  menghubung – bhubungkan beberapa konsep.
h.      Bebelajar  memecahkan  masalah,  yaitu  menghubungkan  beberapa kaidah atau prinsip untuk memecahkan persoalan.
Sedangkan  belajar  yang  berkaitan  dengan  hasil,  Gagne mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe, antara lain :
a)      Belajar kemahiran intelektual ( cognitif )
Dalam tipe ini termasuk belajar belajar konsep dan belajar kaidah.
Belajar diskriminasi adalah kesanggupan membedakan beberapa objek berdasarkan ciri –ciri tertantu. Untuk itu dibutuhkan pengamatan yang cermat  dari  ciri  – ciri  objek  tersebut  seperti  bentuknya,  ukuranya, warna  dan  lain  – lain.  Kemampuan  membedakan  objek  dipengaruhi oleh kematangan, pertumbuhan dan pendidikan.
Belajar  konsep  adalah  kesanggupan  menempatkan  objek  yang
mempunyai  ciri  yang  sama  menjadi  stu  kelompok  (  klasifikasi  ) tertentu.  Konsep  diperoleh  dari  interaksi  dengan  lingkungan  dan banyak  terjadi  dalam  realitas  kehidupan.  Konsep  dinyatakan  daalam bentuk  simbol  bahasa.  Contoh  keluarga,  masyarakat  pendidikan  dan lain – lain.
Belajar kaidah pada hakekatnya menghasilkan beberapa konsep. Misal konsep keluarga terdiri dari ibu, ayah dan anak. Belajar kaidah melaui simbol bahasa baik lisan maupun tulisan.
b)      Belajar informasi verbal
Pada umumnya belajar  berlangsung melalui  informasi  verbal, apalagi belajar  di  sekolah,  seperti  membaca,  mengarang,  bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan menyatakan pendapat dalam bahasa  tulisan  / lisan,  berkomunikasi,  kesanggupan  memberi arti  dari kata / kalimat dan lain-lain
c)      Belajar mengatur kagiatan intelektual
Tipe  belajar  ini  menekankan  pada  aplikasi  kognitif  pada  pemecahan persoalan , ada dua aspek penting dalam tipe belajar ini, yaitu prinsip pemecahan masalah dan langkah berfikir dalam pemecahan masalah ( Problem  solving  ).    Prinsip  pemecahan  masalah  merupakan  landasan bagi terealisasinya langkah berfikir.  Pemecahan masalah memerlukan keahlian  intelektual seperti  belajar  diskriminasi,  belajar  konsep  dan belajar  kaidah.kemahiran  intelektual  tersebut  pada  akhirnya  akan membentuk  suatu  kemampuan  intelektual  yang  lebih  tinggi,  yaitu langkah – langkah berpikir dalam penyelesaian masalah. Dengan kata lain  kemampuan  memecahkan  masalah  merupakan  aspek  kognitif tingkat tinggi.
d)     Belajar sikap
Sikap merupakan  kesiapan  atau kesediaan seseorang untuk menerima atau  menolak  suatu  objek  berdasarkan  penilaian  terhadap  objek  itu., apakah berarti atau tidak bagi dirinya itu sebabnya sikap berhubungan dengan  pengetahuan,  dari  perasaan  seseorang  terhadap  objek.  Sikap juga  dapat  dipandang  sebagai  kecenderungan  seseorang  untuk berperilaku ( predisposisi ). Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk mkemauan,  minat,  perhatian,  perubahan  perasaan,  dan  lain  – lain. Sikap dapat dipelajari dan diubah melalui proses belajar.
3.      Aspek Pembelajaran
Menurut  Syaiful  Bahri  dan  Azwan  Zain  (  2010  :  41  ) komponen  pembelajaran  meliputi  :  tujuan,  bahan  pelajaran,  kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.
a)      Tujuan
Tujuan  adalah  suatu  cita  – cita    yang  ingin  dicapai  dari pelaksanaan suatu kegiatan.
b)      Bahan pelajaran
Bahan  pelajaran  adalah  substansi  /  pokok  bahasan  yang  akan
disampaiakan dalam proses balajar mengajar.
Kagiatan belajar mengajar
c)      Kegiatan belajar – mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan.
Segala  sesuatu  yang  telah  diprogram  akan  dilaksanakan  dalam
kegiatan belajar mengajar.
d)     Metode
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
e)       Alat
Alat  adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  dalam  rangka mencapai tujuan pengajaran.
f)       Sumber palajaran
Sumber bahan dalam belajar adalah sesuatu yang dapat digunakan
sebagai tempat dimana bahan pengajaran didapat atau asal – usul
untuk belajar seseorang.
g)      Evaluasi
Evaluasi  adalah  suatu  tindakan  atau  suatu  proses  untuk menilai
sesuatu
4.      Kurikulum
a.      Pengertian Kurikulum
Menurut PP 19 tahun 2005 bab 1 pasa 13, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu.menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 2005 : 617 )kurikulum adalah sebagai perangkat pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan dan sebagai perangkat mata kuliah mengenai tujuan keahlian khusus.
Cakupan kurikulum yang berisikan rencana bidang studi,yang terdiri atas beberapa macam mata pelajaran yang disajikan secara berkaitan antara satu dengan yang lain. Inti kurikulum, kurikulum yang perangsangan belajarnya disusun dalam bentuk masalah inti tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu.
b.      KTSP
Pada SMAN 1 Arso kurikulum yang digunakan yaitu KTSP KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah / daerah, karakteristik sekolah / daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan KTSP dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten / kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD,  SLTP, SLTA dan SMK serta departemen yang menangani urusan pemerintaahan dibidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
Secara umum tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan suatu pendidikan melalui pemberian kewenangan ( otonomi ) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasi dalam pengembangn kurikulum.


Menurut E. Mulyasa (2010 : 22 ) Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk :
1.      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memperdayakan sumberdaya yang tersedia.
2.      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3.      Meningkatkan kompetisi yangsehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai


















BAB III
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A.  Deskripsi Singkat SMA Negeri 1 Arso
1.      Sejara Singkat Sekolah
SMAN 1 Arso berdiri pada tahun 1988 dan merupakan salah satu sekolah tertua di Kabupaten Keerom, peningkatan mutu dan out put yang berkualitas merupakan kebutuhan dan tuntutan bagi lembaga pendidikan. Seiring dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang. SMAN 1 Arso sebagai salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Keerom, diharapkan mampu menciptakan siswa / siswi yang mampu bersaing dan memiliki SDM yang baik.
Pada awalnya kegiatan penerimaan siswa baru sangat sulit dilakukan hal ini di sebabkan karena kurangnya siswa yang mendaftar selain itu juga bangunan gedung yang hanya berjumlah sedikit serta tenaga pengajar juga masih sangat minim.
Namun seiring waktu SMAN 1 Arso mulai diminati oleh siswa / siswi yang baru lulus dari SMP, selain itu tenaga pengajar juga sudah mulai bertambah. Karena SMAN 1 Arso hanya memiliki jumlah bangunan yang sedikit sehingga pihak sekolah mulai menambah jumlah bangunan yang ada hal ini bertujuan untuk memperlancar proses KBM sehingga sekarang SMAN 1 Arso memiliki jumlah siwa / siswi yang sangat banyak hal ini tak luput dari peran pihak sekolah serta masyarakat yang turut membantu.
Berdasarkan deskripsi singkat tentang sejarah berdirinya SMAN 1 Arso, tentu merupakan gambaran upaya terbaik dan kerja keras dari para pendiri sekolah yang sangat peduli dengan dunia pendidikan di Kabupaten Keerom khususnya pada saat itu Arso. Sehingga sekolah ini pada saat sekarang menjadi salah satu sekolah terbaik di Kabupaten Keerom.
2.      Visi dan Misi
Visi
SMA Negeri 88 Jakarta lembaga pendidikan, pembelajaran dan pelatihan siswa untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas, berkualitas dan memiliki kecakapan hidup
Indikator :      
1.      Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.       Berbudi pekerti luhur dan berkepribadian tinggi
3.       Mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan
4.      Setia kawan, tebal rasa kebangsaan dan cinta tanah air
5.       Cerdas dan terampil sesuai kompetensi
6.      Berdisiplin untuk mencapai prestasi
Misi
Membangun nurani, membuka cakrawala berpikir, dan memberdayakan potensi diri .
Indikator :
1.      Kegiatan keagamaan yang komprehensif
2.      Perilaku sosial yang kondusif
3.       Persaingan belajar yang kompetitif
4.      Perikehidupan, berbangsa dan bernegara yang normative
5.       Kekarsaan dan kekaryaan yang inovatif
6.      Perekayasaan yang tertib dan positif.
3.      Letak Geografis Sekolah
SMAN 1 Arso terletak dilingkungan strategis yang mudah di jangkau oleh masyarakat dari semua desa yang ada di Kabupaten keerom karena berada pada daerah yang strategis dan mudah di jangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor ataupun dengan bersepeda, karena SMAN 1 Arso terletak pada kampung Swakarsa serta dekat dengan lokasi terminal Kabupaten Keerom yang sebentar lagi akan di pungsikan sehingga hal ini semakin mempermudahkan siswa / siswi menjangkau sekolah ini.
Sekolah ini memiliki batas – batas wilaya sebagai berikut :
1.      Sebelah barat berbatasan dengan arso 10
2.      Sebelah timur berbatasan dengan jalan trans irian
3.      Sebelah utara berbatasan dengan arso 6
4.      Sebelah selatan berbatasan dengan arso 2
B.  Sarana Dan Prasarana
SMAN 1 Arso memiliki sejumlah sarana dan prasarana  untuk menunjang kegitan belajar mengajar yang cukup memadai, karena pihak sekolah berupaya meningkatkan mutu pembelajaran pada sekolah ini sehingga sarana dan prasarana penunjang selalu di prioritaskan untuk meningkatkan SDM siswa / siswi di sekolah ini.
Untuk lebih jelasnya berikut data sarana dan prasarana SMAN 1 Arso :
1.      Bangunan Kelas
Hingga bulan januari 2013, jumlah ruang belajar di SMAN 1 Arso sebanyak 21 ruang kelas yakni kelas 1 sebanyak 7 ruang kelas kelas 2 sebanyak 5 ruangan yang terdiri dari 3 ruang IPS dan 2 ruang IPA, dan kelas 3 sebanyak 8 ruangan yang terdiri dari 3 ruang IPS dan 5 uang IPA
2.      Laboratorium
a.       Laboratorium kimia kondisi baik
b.      Laboratorium fisika kondisi baik
c.       Laboratorium biologi kondisi baik
d.      Laboratorium bahasa kondisi kurang baik
e.       Laboratorium komputer multi media kondisi baik
3.      Fasilitas lain yang mendukung
a.       Ruang pusat sumber belajar kondisi baik
b.      Ruang perpustakaan kondisi baik
c.       Ruang bimbingan konseling kondisi baik
d.      1 ruang kepala sekolah kondisi baik
e.       1 ruang wakil kepala sekolah kondisi baik
f.       1 ruang guru kondisi baik
g.      2 ruang staf tata usaha kondisi baik
h.      1 ruang koperasi kondisi baik
i.        Musholla kondisi baik
j.        2 WC guru dan 4 WC siswa , dan 2 lapangan olaraga.
k.      2 lapangan olaraga
C.  Data Guru dan Karyawan
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun jumlah guru yang terdapat di SMAN 1  Arso berjumlah 44 orang . Rincian lebih lanjut tentang data guru dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 2.1
Data Guru SMAN 1 Arso

No
Nama
Jenis kelamin
Pendidikan
Jabatan
1
Drs. Viktor Maulete
L
S3
Kepala Sekolah
2
Hansyah,S.Pd
L
S1
Sejarah
3
Elisabeth S. sippan,S.Sos,MM
P
S2
Sosiologi
4
Barselina Agustina Danya,S.Sos
P
S1
Sosiologi/Mulok
5
Drs. Maximus Jelai
L
S3
Sosiologi/pkn
6
Nelli Yaru,S.Sos
P
S1
Sosiologi/keterampilan
7
Dra.Ani Supriyatini,M.MPd
P
S2
Matematika
8
Eli Nuraini
P
S1
Matematika
9
Muh. Qumaruddin, S.Pd
L
S1
Matematika
10
Sugihartini,S.Pd
P
S1
Matematika/mulok
11
Suandi,M.Si
L
S2
Matematika
12
Sudarsono,S.Pd
L
S1
Bhs.Inggris
13
Dra. Surti hutapea
P
S2
Bhs.Inggris
14
Kastutik,S.Pd
P
S1
Bhs. Inggris
15
Dra.Rivani Maleke,M.MPd
P
S2
Ekonomi
16
Wa Impiami,S.E
P
S1
Ekonomi/keterampilan
17
Siti mutmaina,S.Pd
P
S1
Kimia
18
Warsak,S.Pd
L
S1
Kimia
19
Eka Irmawati,S.Pd
P
S1
Kimia/ Seni Budaya
20
Dra.Elisabet Rombe
P
S1
Pkn
21
Anton A. lokobal,S.Ag
L
S1
Agama Katolik
22
Bernadeta Marieta,S.Fil
P
S1
Agama Katolik
23
Arkilaus Wetipo
L
S1
Agama Protestan
24
Yan Willem Patai,A.Md
L
D3
Agama Protestan
25
Fransina Resiaman,S.Th
L
S1
Agama Protestan
26
Siti Rokhayati,S.Ag,MMPd
P
S2
Agama Islam
27
Jamaluddin, S.Pdi
L
S1
Agama Islam
28
Rohmad, S.Pd,MMPd
L
S2
Bhs. Indonesia
29
Rosfine W.N.Patty,S.Pd,MMPd
P
S2
Bhs. Indonesia
30
Titik Nurhayati,S.Pd
P
S1
Bhs. Indonesia
31
Halim,S.Pd
L
S1
Penjaskes
32
Torang P.Sidabutar,S.Pd
L
S1
Penjaskes
33
Vincentia Retno A,S.Pd
p
S1
Fisika
34
Jumiati,S.Pd,MMPd
P
S2
Fisika
35
Drs. Ery Dianto
L
S1
BK
36
Rima Eka pratiwi
P
S1
BK
37
Drs, Saban
L
S1
Biologi/mulok
38
Bintang Butar-Butar,S.Pd
P
S1
Biologi
39
Marlina Abidondifu,S.Pd
P
S1
Biologi/mulok
40
Jumiati, S.Pd, MMPd
P
S2
Geografi
41
Muh. Syaifulloh,A.Md.T
L
D3
TIK
42
Monika Nainggolan,S.kom
P
S1
TIK
43
Ketut Karuna,S.Pd
P
S1
Agama Hindu/keterampilan
44
Yosafat M Kumandel,S.Sn
L
S1
Seni Budaya
( sumber data : Dokumen SMA Negeri 1 Arso Tahun 2012/2013 )
Proses pembelajaran mulai tahun 2002/2003 SMA Negeri 1 Arso menggunakan kurikulum KTSP untuk mendukung program tersebut, kepalah sekolah membagi tugas kepada beberapa guru sebagai wakil kepala sekolah dan sebagai wali kelas untuk tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilihat pada table sebagai berikut :




Tabel 2.2
Data Pembagian Tugas Guru Wali Kelas

No
Nama
Kelas
Keterangan
1
Hansyah,S.Pd
XI IPA 3

2
Barselina Agustina Danya,S.Sos
X 6

3
Dra.Ani Supriyatini,M.MPd
XII IPA 3

4
Eli Nuraini
X 4

5
Muh. Qumaruddin, S.Pd
XI IPA 2

6
Sudarsono,S.Pd
XI IPS 1

7
Dra. Surti hutapea
XII IPS 2

8
Kastutik,S.Pd
X 3

9
Wa Impiami,S.E
XI IPS 2

10
Siti mutmaina,S.Pd
XII IPA 4

11
Warsak,S.Pd
X 5

12
Arkilaus Wetipo
XI IPA 1

13
Jamaluddin, S.Pdi
XII IPS 3

14
Rohmad, S.Pd,MMPd
XII IPS 2

15
Rosfine W.N.Patty,S.Pd,MMPd
XII A2/koord

16
Vincentia Retno A,S.Pd
XIIA5/koord

17
Drs, Saban
XI IPA 4

18
Marlina Abidondifu,S.Pd
X1

19
Jumiati ,S.Pd,MMPd
X7

20
Ketut Karuna S.Pd
X2/koord

( sumber data : Dokumen SMA Negeri 1 Arso Tahun 2012/2013 )
D.  Data Siswa
Siswa – Siswi SMA Negeri 1 Arso terbagi menjadi 3 tingkatan yang terbagi menjadi 3 jurusan untuk kelas XI dan XII, yaitu jurusan Bahasa, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial, sedangkan untuk kelas X masih program umum. Jumlah pembagiannya sebagai berikut :
1.      Kelas X terdiri dari X-1 – X-7 = 7 kelas
2.      Kelas XI IPA1 - XI IPA2, XI IPA3- XI IPA4, XI IPS1 – XI IPS2 = 6 kelas
3.      Kelas XII IPA 1, XII IPA2 – XII IPA3, XII IPA4 – XII IPA5, XII IPS1, XII IPS2, XII IPS 3, = 8kelas
Data jumlah siswa per desember 2013 adalah 597 Siswa dengan perincian seperti pada table berikut :
Tabel 2.4
Data Jumlah Siswa SMA N 1 Arso

No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
X 1
13
17
30
2
X2
15
19
34
3
X3
17
12
29
4
X4
16
16
32
5
X5
9
21
30
6
X6
14
17
31
7
X7
13
16
29
8
XI IPA 1
15
13
28
9
XI IPA 2
6
24
30
10
XI IPA 3
12
19
31
11
XI IPA 4
14
18
32
12
XI IPS 1
14
12
26
13
XI IPS 2
17
9
26
14
XII IPA 1
13
14
27
15
XII IPA 2
11
20
31
16
XII IPA 3
8
19
27
17
XII IPA 4
7
19
26
18
XII IPA 5
8
11
29
19
XII IPS 1
17
9
26
20
XII IPS 2
14
12
26
21
XII IPS 3
19
8
27
JUMLAH
272
325
597
 ( sumber data : Dokumen SMA Negeri 1 Arso Tahun 2012/2013 )
Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar
Sejak Tahun pembelajaran 2006-2007 di SMAN 1 Arso menerapkankurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) / Kurikilum SMAN 1 Arso yang disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik .
Struktur kurikulum SMAN 1 Arso meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Pengorganisasian kelas-kelas pada SMAN 1 Ar dibagi pada dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas program
IPA dan Program IPS.
Untuk jam pembelajaran sendiri, setiap mata pelajaran dialokasikan waktu 1 jam pembelajaran 40-45 menit, dengan jumlah pertemuan sebanyak 42 jam perminggu, sehingga minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester)
adalah 36-38 minggu.
Adapun mengenai sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah system klasikal, artinya dalam penyampaian pelajaran sebagian besar dilakukan di dalam kelas dengan metode pembelajaran yang bervariasi.


YANG MAU LEBIH LENGKAP TINGGAL CONTAK AJHA
DI NO 085 230 575 123
BIAYA PENGETIKAN 500RB
SEBAGAI BUKTI PROPOSAL AKAN SAYA KIRIM KE ALAMAT EMAIL PEMESAN DAN BILA BIAYA PENGETIKAN SUDAH DI BAYAR MAKA SAYA AKAN MENGIRIMKAN FILE LENGKAPNYA
MAKASIH SEBELUMNYA.
rfde

No comments:

Post a Comment