Contoh Karangan Narasi, Pengertian, Ciri, dan Jenisnya - Suatu karangan yang
menyajikan sebuah cerita berupa serangkaian peristiwa yang disusun dengan
urutan waktu atau kronologis adalah karangan narasi. Karangan ini sendiri
bertujuan untuk menghibur para pembacanya melalui cerita atau kisah-kisah baik
berupa cerita fiksi maupun non-fiksi yang disampaikan oleh penulis. Karangan
narasi banyak ditemukan pada novel, roman, cerpen, biografi, dan otobiografi.
Ciri-Ciri Karangan Narasi
Sebuah karangan dapat dikatakan sebagai karangan narasi jika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1.
Isi karangan narasi berupa sebuah cerita, atau
peristiwa tertentu.
2.
Cerita atau peristiwa yang disampaikan memiliki urutan
waktu yang jelas dari tahap awal hingga akhir.
3.
Menampilkan suatu peristiwa atau konflik di dalam
cerita.
4.
Memiliki unsur-unsur berupa latar, setting, tema,
karakter, dan lain-lain.
Contoh-Contoh Karangan Narasi Pendek
1.
Narasi
Informatif/Ekspositoris. Narasi informatif adalah karangan yang bertujuan untuk
menyampaikan sebuah informasi dengan tepat mengenai suatu peristiwa atau
kejadian.
Contoh:
Perang Surabaya Pada tanggal 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara inggris akibat dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby. Akibat tewasnya pimpinan mereka pihak Inggris dan sekutunya memberikan sebuah ultimatum kepada seluruh pejuang yang da di Surabaya waktu itu untuk menyerah.
Contoh:
Perang Surabaya Pada tanggal 10 November meletuslah sebuah perlawanan rakyat di Surabaya untuk mengusir Belanda dan para sekutunya dari tanah air. Perang ini berawal dari kemarahan tentara inggris akibat dari terbunuhnya pimpinan mereka, Brigadir Jenderal Mallaby. Akibat tewasnya pimpinan mereka pihak Inggris dan sekutunya memberikan sebuah ultimatum kepada seluruh pejuang yang da di Surabaya waktu itu untuk menyerah.
Bukannya
menyerah, ultimatum tersebut malah dianggap sebuah penghinaan oleh para pejuang
dan rakyat. Mereka membentuk sebuah milisi-milisi perjuangan untuk menghadapi
piahk Inggris yang mengancam untuk menyerang.
Mengetahui
utimatumnya ditolak, pihak Inggris dan sekutunya marah besar, kemudian pada 10
November pagi mereka melancarkan serangan besar-besaran melalui laut, darat dan
udara dengan mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang,
tank dan kapal perang. Kota Surabaya diserang habis-habisan oleh pihak sekutu.
Mereka mengebom gedung-gedung pemerintahan dan membunuh para pejuang. Kejadian
waktu itu sangatlah mengerikan, pembunuhan terjadi di mana-mana dan membuat
para pejuang terdesak.
Namun,
diluar dugaan rencana mereka untuk menaklukan kota Surabaya dalam 3 hari gagal.
Seluruh pejuang dan rakyat Surabaya turun ke jalan untuk melakukan perlawanan.
Semangat juang para pahlawan waktu itu muncul berkat seorang pemuda yang
bernama Bung Tomo, dia dengan gagah berani memekikan pidato untuk membakar seluruh
semangat para pejuang.
Pertempuran
Surabaya berlangsung sekitar 3 minggu dan dimenangkan oleh pihak sekutu.
Meskipun kota Surabaya jatuh ketangan sekutu, perlawanan rakyat Surabya waktu
itu membangkitkan semangat juang seluruh rakyat Indonesia.
2.
Narasi Artistik
Karangan
narasi artistik adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu kisah atau
peristiwa yang bertujuan untuk memberikan pengalaman estetis kepada pembacanya.
Cerita yang diceritakan dalam karangan ini berupa fiksi maupun non fiksi dan
bahasa yang digunakan biasanya merupakan bahasa-bahasa figurative atau kiasan.
Contoh:
Pertarungan di Pagi Buta
Contoh:
Pertarungan di Pagi Buta
Kala
itu mentari belum bangun dari peraduannya, ayam-ayam jago pun belum melakukan
tugasnya. Namun, Pak Raden telah keluar dari rumahnya. Kulitnya yang keriput
dan tipis seolah-olah tidak mempan oleh hembusan angin yang sedari tadi
berusaha untuk membekukannya. Tangannya yang kekar memikul sebuah pancul di
tangan kanannya sedangkan di tangan kirinya memegang sebuah bingkisan besar.
Pada saat Pak Raden melangkahkan kakinya menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan anak bayi yang memecah keheningan pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber datangnya suara itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi yang mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar itu. “Bayi siapa ini? Haruskah aku membawanya?” Pak Raden bimbang.
Pada saat Pak Raden melangkahkan kakinya menuju sawahnya, langkahnya terhenti oleh tangisan anak bayi yang memecah keheningan pagi itu. Dengan sangat ketakutan Pak Raden mencari sumber datangnya suara itu. Betapa terkejutnya Pak Raden melihat seorang bayi yang mungil tergeletak di bawah pohon beringin besar itu. “Bayi siapa ini? Haruskah aku membawanya?” Pak Raden bimbang.
Ketika
dia ingin mengangkat bayi itu, tiba-tiba seekor harimau yang cukup besar
menyerangnya, tetapi dengan sigap Pak Raden mengelak terkaman harimau itu.
Ternyata suara tangis bayi itu, turut memancing seekor harimau. Tampaknya
harimau tersebut sedang kalaparan dia memandangi bayi yang tergeletak tersebut
dengan tatapan yang mengerikan.
Melihat
harimau tersebut pak Raden menggunakan cangkulnya untuk menjauhkan harimau itu.
Tetapi harimau itu melawan, dia berbalik dan menyerang Pak Raden. Terkaman
harimau itu berhasil melukai Pak Raden. Dia jatuh di tanah dan terdesak, saat
harimau tersebut hendak menerkamnya kembali, Pak Raden mengambil cangkul yang
berada di sampingnya dan mengarahkan kepada hariamu itu. Lalu tembuslah cangkul
itu di perut harimau, kemudian harimau itu pun mati.
Setelah
berhasil membunuh harimau itu, Pak Raden mengangkat bayi itu dan membawanya
pulang bersamanya untuk diurus dan diangkat menjadi anaknya.
3.
Narasi Sugestif
Narasi
sugestif menceritakan sebuah peristiwa atau kisah dengan maksud terselubung
kepada para pembaca atau pendengarnya.
Contoh:
Apa yang Ditanam Itu yang Dituai
Apa yang Ditanam Itu yang Dituai
Hari
itu langit sangat terik, Namun Budi tetap menarik gerobaknya. Dia susuri
lorong-lorong pasar itu dengan harap ada yang membeli getuk buatan ibunya. Hari
itu Budi sangat membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ayahnya.
Sejak
pagi tadi Budi mengelilingi pasar itu, tetapi tak ada seorang pun yang membeli
bahkan hanya untuk menawarnya pun tidak ada. Budi hampir putus asa,
pikiran-pikiran jahat pun mulai masuk ke otaknya. Namun, Budi teringat
kata-kata ibunya bahwa berbuat baik dan berdoalah agar mendapat berkah dari
Allah. Lalu Budi menepis semua pikiran itu dan berdoa kepada Allah agar dia
bisa mendapatkan uang untuk mengobati ayahnya.
Lalu
Budi melanjutkan perjalananya. Pada saat Budi melewati kios-kios toko Budi
melihat seorang pria yang sedang mengikuti seorang wanita tua. “Pasti orang itu
akan berbuat yang tidak-tidak!” pikir Budi dan benar saja seketika pria itu
merampas tas wanita itu. Wanita itu menjerit, dengan cepat kilat Budi menjegal
pencuri itu hingga terjatuh. Tas itu pun terjatuh bersama si pencuri, lalu
pencuri tersebut melarikan diri. Budi mengambil tas itu dan memberikannya
kepada wanita itu.
“Terimakasih
nak, untung ada dirimu,” kata wanita itu memuji Budi. “iya, lain kali hati-hati
ya bu!” jawab Budi sambil meninggalkan wanita itu. “Hey nak tunggu, ini ada
sesuatu untukmu,” kata wanita itu. “tidak usah buk, aku tadi hanya kebetulan
lewat,” jawab Budi. Wanita itu merasa heran dengan kebaikan Budi, lalu tanpa
sengaja dia melihat gerobak getuk Budi dan berkata “Baiklah kalau kamu tidak
maenginginkan uang ini, biarakan saya membeli semua getukmu”. Mendengar suara
itu Budi menjadi senang dan haru akhirnya dia bisa mendapatkan uang dan
membelikan obat untuk ayahnya. “Terimakasih bu!” jawab Budi kepada Wanita itu.
No comments:
Post a Comment