Saturday, October 5, 2013

Kumpulan MOL Part III

MEMBUAT MIKROORGANISME MULTI FUNGSI

Salam Pertanian !! Kita sering sekali ditawari untuk membeli produk organik yang mempunyai berbagai macam fungsi . Dibrosurnya tertulis untuk menguraikan sampah, membuat bokhasi, menggemukkan ternak, menghilangkan bau kotoran ternak dll. Kali ini maspary di Gerbang Pertanian akan membagikan pengalaman pribadi tentang membuat mikroorganisme multi fungsi. Harapan maspary hanyalah agar para petani bisa benar-benar mandiri dan mampu memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia dilingkungan kita untuk kemajuan petani dan melestarikan bumi kita.
Gambar salah satu bahan pembuat mikroorganisme multi fungsi
Gambar cairan yang mengandung mikroorganisme multi fungsi yang maspary buat, warna dan aroma berbeda-beda sesuai dengan jenis buahnya (tapi baunya harum) :
Manfaat Mikroorganisme Multi Fungsi yang pernah maspary coba antara lain untuk :

  1. Pertama maspary mencobanya untuk membuat silase. Dengan mikroorganisme tersebut hanya butuh waktu satu minggu dalam pembuatan silase. Dalam satu minggu Silase sudah berbau harum dan siap digunakan.
  2. Bisa digunakan untuk menghilangkan bau kotoran ternak. Maspary mencoba memberikannya untuk kelinci. Dan hasilnya luar biasa, kelinci yang maspary pelihara dalam dapur sekarang sudah nggak bau lagi.
  3. Bisa juga untuk mennyehatkan ternak. Kelinci yang maspary pelihara nggak pernah terserang kembung dan mencret walaupun saya kasih makan kubis, caisin, kacang buncis dan kangkung.
  4. Selain itu juga bisa digunakan untuk menggemukkan ternak, Ini berdasarkan fakta yang maspary peroleh dari kelinci saya yang gendut dan sehat. Kenapa bisa gemuk ? karena nafsu makannya yang meningkat semenjak saya kasih mikroorganisme tersebut.
  5. Urine kelinci yang maspary tampung juga saya fermentasi dengan dengan mikroorganisme tersebut.
  6. Saya juga yakin kalau untuk pembuatan bokhasi/ kompos ataupun memfermentasi pupuk organik lain juga bagus hasilnya.
  7. Beberapa fungsi lain belum maspary coba : menyuburkan tanaman, menyuburkan tanah, merangsang pembuahan padi atau tanaman lain. (karena saya yakin dalam larutan tersebut juga mengandung unsur hara, mineral dan asam amino).
Gambar Kelinci percobaanku yang gemuk dan sehat berkat mikroorganisme multi fungsi
Setelah rekan-rekan Gerbang Pertanian mengetahui manfaat dari mikroorganisme multi fungsi tersebut pasti sudah nggak sabar lagi ingin mengetahui cara membuatnya. Tapi janji ya ! setelah maspary kasih tahu langsung dipraktekkan, supaya kita bisa saling berbagi pengalaman.
Bahan mikroorganisme multi fungsi :
  1. Campuran berbagai macam buah-buahan yang telah masak exp: semangka, melon, nanas, mangga, jambu, belimbing dll 1 kg. (kebetulan maspary dirumah jualan soup buah jadi bisa memanfaatkan sisa buah-buahan yang tidak terpakai)
  2. Molase atau larutan gula jawa (untuk membuat larutan gula jawa: larutkan gula jawa dalam air panas dengan perbandingan 1 : 1) 0,5 liter. Penggunaan larutan gula jawa harus setelah benar-benar dingin.
  3. Koran bekas/ baru
  4. Karet gelang
  5. Kain penyaring (boleh kaos bekas atau baju bekas dll)
Cara membuat mikroorganisme multi fungsi :
  1. Potong kecil-kecil berbagai macam buah-buahan tersebut (kurang lebih 1 cm3)
  2. Masukkan buah-buahan tersebut  dalam stoples
  3. Siram dengan molase atau larutan gula jawa
  4. Tutup toples dengan kertas koran dan ikat dengan karet
  5. Setelah dua minggu saring dan peras dengan kain
  6. Larutan/ air perasan yang dihasilkan siap digunakan untuk berbagai keperluan diatas
Cara menggunakan mikroorganisme multi fungsi :
  1. Jika akan digunakan sebaikknya mikroorganisme multi fungsi tersebut kita encerkan terlabih dahulu. Buat larutan gula atau larutan molase dengan perbandingan gula/ molase : mikroorganisme multi fungsi : air = 5 : 1 : 100
  2. Diamkan dulu larutan tersebut hingga 24 jam.
  3. Baru larutan tersebut kita gunakan untuk pembuatan silase, campuran/ minuman ternak, pembuatan kompos, kita semprotkan ke tanah dan tanaman sebagai penyubur dll.
Cara membuat mikroorganisme multi fungsi tersebut memang mudah dilakukan, tapi maspary sendiri belum sempat mengecek kandungan didalamnya. Oleh karena itu jangan menanyakan mikroorganisme apa yang terkandung didalamnya atau bertanya kandungan unsur haranya.
Petani Modern dengan Kearifan Lokal
Pernahkah Anda membiarkan nasi (sisa) di atas meja, dan keesokan harinya Anda mendapati nasi itu menjadi basi?
 nasi
Mungkin Anda juga paham bahwa buah dan sayuran di dapur, ketika dibiarkan makin lama akan semakin membusuk. Mungkin Anda juga memahami bagaimana kayu mengalami pelapukan pelan-pelan, kemudian berbaur dengan tanah. Ketika tanah yang bercampur kayu lapuk itu ditanami, hasilnya akan woww!! Apa yang menjadikan bahan itu busuk dan lapuk? Bagaimana mempercepat proses pembusukan itu menjadi beberapa kali lipat dari kondisi normalnya? Salah satu cara adalah dengan melipatgandakan jumlah mikroorganisme pembusuknya.
Mikro Organisme Lokal (MOL)
Setiap daerah, akan didominasi oleh jenis mikroorganisme (bakteri dan fungi) yang berbeda. Jenis (spesies) yang dominan sangat dipengaruhi oleh iklim (perubahan suhu, derajat kelembaban), karakter bakteri dan media berkembangbiaknya di lokasi tersebut. Oleh karena perbedaan dominasi sesuai lingkungan itulah, disebut mikro organisme lokal. Dengan kata lain, mikroorganisme spesifik sesuai lokasi berbembangbiaknya.
Mikro organisme yang tidak terlihat oleh mata telanjang itu, punya peran besar bagi kehidupan khususnya bidang pertanian. Tidak disangsikan lagi, tanah yang memiliki bahan organik melimpah, mikroorganismenya juga akan melimpah. Pertanyaan menariknya adalah, bisakah bakteri atau fungi itu dikembangkbiakkan atau diternak? Bagaimana mengembangbiakkannya? Setelah berkembangbiak, untuk apa?
Teknologi pertanian sederhana telah menjawab hal tersebut untuk memulihkan, bahkan menyuburkan tanah. Dan sekarang, telah muncul produk-produk Pupuk Organik Cair (POC) dengan beragam merk, beragam perusahan, juga beragam model pemasaran. Petani sebagai sasaran produk-produk pertanian, sebaiknya bijak dan cerdas sebelum membeli. Petani perlu dibekali pengetahuan dasar tentang hal ini.
Di sekitar kita, banyak sekali bahan yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan Pupuk Organik Cair (POC). Kenapa harus membeli dari perusahaan yang menjualnya dengan harga tinggi karena biaya produksi dan pemasarannya memang telah tinggi, dengan kisaran harga Rp 40.000,- s.d Rp. 170.000,- per liter?
Padahal dengan harga sebanyak itu, petani bisa membuat sendiri 40 s.d 170 liter pupuk cair (dengan asumsi harga gula merah Rp 10.000,- per kg dicampurkan dengan air 10 liter) dengan memanfaatkan bahan-bahan lain disekitarnya, tidak perlu membeli.
Ya, memang media sederhana untuk membuat POC adalah gula merah seperti disebutkan di atas, bisa juga tetes tebu, agar-agar dan bahan lain dengan kandungan glukosa tinggi lainnya. Gula merah yang berglukosa tinggi itu akan berfungsi sebagai bahan penyusun tubuh mokroorganisme sehingga berkembang biak.
Perkembangbiakan bakteri terjadi melalui pembelahan/pemisahan diri (misalnya dari 1 menjadi 2, kemudian 4, lalu 8, 16, 32, 64, 128, 256 dst) per periode tertentu, biasanya per 15 menit.
Proses pembuatan POC, umumnya hanya dalam kurun waktu 15 hari dan tidak rumit. Dari hitungan pembelahan bakteri per 15 menit di atas, berapa banyak sebuah bakteri berkembang selama 15 hari? Oleh karenanya, jangan heran bila dalam kemasan produk-produk Pupuk Organik Cair disebutkan jutaan bahkan trilyunan bakteri di dalamnya.
Berikut ini adalah kerangka umum yang bisa dijadikan acuan. Hal-hal yang lebih spesifik bisa ditelusuri melalui search engine, dengan mengetikkan kata ‘mikro organisme lokal’.
Harapannya, dengan mengetahui kerangka umum pengembangbiakan mikroorganisme lokal, petani tidak terombang-ambing pada produk baru yang semakin bertambah jumlahnya. Konsep umumnya adalah sebagai berikut, disesuaikan dengan kebutuhan yang akan dibuat:
1              .Siapkan gula merah dan air bersih (1 kg gula merah, untuk 10 liter air). Air bersih bisa digantikan dengan air kelapa, bila ada. Air kelapa memiliki derajat keasaman (pH) netral dengan kandungan elektrolit dan mineral cukup beragam, baik untuk perkembangbiakan bakteri. Hancurkan gula merah itu, kemudian larutkan dalam air.
2.             Siapkan bahan-bahan organik di sekitar kita. Misalnya nasi kenduri yang tidak termakan dan belum bercampur minyak goreng. Bahan lainnya seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun-daunan juga bisa dimanfaatkan. Pemilihan bahan organik ini bebas, dengan tujuan memanfaatkan bahan sebagai media untuk dirombak dan media berkembangbiak. Perkirakan bahan organik ini antara 2,5 s.d 5 kg, atau sesuaikan dengan wadah. Masukkan bahan tersebut ke dalam larutan gula merah di point 1 tersebut di atas.
3.             Siapkan sumber-sumber bakteri sebanyak 1 kg (kayu lapuk, keong mas atau bekicot yang telah dicacah, isi usus ayam-ikan-sapi-kambing dll, air kencing sapi-kambing dll, kotoran sapi). Masukkan ke dalam larutan gula merah. Sumber-sumber bakteri ini disebut media starter untuk memperbanyak bakteri yang dikandungnya.
4. Tutup ketiga campuran di atas dengan plastik atau penutup lainnya. Buka tutupnya sebentar setiap pagi untuk mengeluarkan gasnya. Gas yang terbentuk adalah tanda bahwa proses perombakan bahan-bahan campuran sedang berlangsung oleh bakteri. Bila sampai seminggu tidak terjadi tanda-tanda pembentukan gas (wadah tidak mengembung), ganti saja bahan-bahannya.
5. Biarkan selama 15 hari atau sampai selesai terbentuk lapisan tepung berwarna putih seperti bedak di atas permukaan larutan gula. Saring hingga larutan gula terpisah dengan campuran kasar. Bakteri yang dikembangbiakkan ada dalam larutan gula itu.
6. Bila point 5 telah terpenuhi, maka siap diaplikasikan. Campurkan 70 s.d 150 ml POC dengan 15 liter air. Siramkan atau semprotkan ke tanah. Ulangi lagi setiap 15 hari.
Ada banyak manfaat dari pengembangbiakan MOL melalui pembuatan POC ini. Ketika POC diaplikasikan ke tanah, akan semakin banyak bakteri yang merombak residu (sisa) pupuk yang tidak dapat terurai dalam tanah tetapi tidak dapat diserap oleh tanaman. Juga, makin cepatnya proses penguraian bahan organik mentah hingga siap diserap tanaman. Akhirnya, tanah yang makin subur karena pemberian POC ini, akan menyuburkan tanaman dan produksinya juga meningkat.
Dalam skala rumah tangga, para ibu-ibu dan remaja putri yang menyukai tanaman hias juga bisa memanfaatkan teknologi sederhana ini, untuk menyuburkan tanaman hiasnya. Siramkan POC buatan sendiri ini setelah ditambahkan air bersih seperti pada point 6.
Anda mungkin bukan petani, tidak ada salahnya berbagi hal ini kepada tetangga, teman, saudara kita yang petani. Kita tahu, 60% penduduk miskin berdomisili di desa, berprofesi sebagai petani dengan adopsi informasi teknologi yang lambat. Demikian, sengaja ditulis dengan mencoba pemaparan sederhana yang jauh dari bahasa ilmiah yang memusingkan.
Ingatlah bahwa kata TANI yang digagas oleh Presiden Soekarno kala itu, adalah akronim dari Tiang Agung Negara Indonesia.

CARA MEMBUAT MOL (MICRO ORGANISME LOKAL)
 
Salam pertanian.
Pemerintah telah sadar bahwa efek samping penggunaan pupuk kimia telah membuat tanah kita rusak. Maka dibuatlah program GO ORGANIK 2010. Salah satu cara perbaikan biologi tanah adalah dengan aplikasi PGPR dan MOL (micro organisme lokal), cara membuatnya?
BAHAN:
  • 200 gram gula pasir
  • 100 gram trasi
  • 200 gram tongkol/ bandeng
  • 2 kg dedak/ bekatul
  • 2 kg kohe (kotoran hewan, yg terbaik pake rumen
  • 2 liter air cucian beras
  • Air bersih 20 liter
ALAT:
  • Kompor
  • Panci
  • Torong
  • Jerigen 20 liter
CARA PEMBUATAN:
  • Rebus semua bahan kecuali kohe dan air bersih
  • Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen
  • Tutup rapat
  • Setiap hari dibuka sebentar dan dikocok-kocok
  • Setelah 15 hari MOL siap digunakan
CARA APLIKASI:
  • Sebelum digunakan, MOL disaring dulu.
  • Gunakan untuk menyemprot tanah dan tanaman dengan konsentrasi 1 liter/tangki.
  • Penyemprotan dilakukan setiap 15 hari sekali mulai sebelum tanam.
Dengan aplikasi MOL yang rutin, isya alloh akan membantu kita dalam usaha perbaikan biologi tanah. Semoga tulisan ini bisa memberi sedikit informasi terhadap petani dan penyuluh.
APA KEHEBATAN MOL BONGGOL PISANG ?
bonggol pisan
Salam Pertanian !! Halo bagaimana kabar anda Petani Idonesia ? Mudah-mudahan selalu sehat dan selalu semangat. Masih melanjutkan topik yang kemarin tentang MOL (mikroorganisme lokal)  kali ini  maspary di Gerbang Pertanian akan menginfokan tentang MOL bonggol pisang. Walaupun kelihatannya bonggol pisang sangat sepele tapi sebenarnya kalau dimanfaatkan bisa luar biasa.
MOL bonggol bisang ini sebenarnya sebuah reques dari beberapa rekan maspary yang ingin tahu lebih jauh tentang MOL tersebut. Sebenarnya yang bisa dibuat mol bukan hanya bonggol pisang saja tetapi batangnyapun bisa digunakan untuk MOL, tetapi kalau MOL batang pisang manfaatnya tidak sehebat bonggol pisang. Dalam mol batang pisang lebih banyak mengandung unsur hara P atau phospat sehingga banyak digunakan sebagai penambah nutrisi tanaman.
Kalau begitu apa kandungan MOL bonggol pisang maspary ?
Menurut beberapa literatur yang maspary baca dalam MOL bonggol pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. Selain itu dalam mol bonggol pisang tersebut juga mengandung 7 mikroorganisme yang sangat berguna bagi tanaman yaitu  : Azospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik. Tidak hanya itu MOL bonggol pisang juga tetap bisa digunakan untuk dekomposer atau mempercepat proses pengomposan. Hebat bukan ?
Bahan pembuatan MOL bonggol pisang :
  1. 1 kg bonggol pisang
  2. 2 ons gula merah
  3. 2 liter air beras.
Cara membuat MOL bonggol pisang :
  1. Bonggol pisang dipotong-potong kecil lalu ditumbuk-tumbuk
  2. Iris – iris gula merah lalu masukkan dalam air cucian beras dan aduk-aduk sampai larut
  3. Campurkan air cucian beras yang sudah ada gulanya ke dalam bonggol pisang.
  4. Masukkan dalam jerigen dan tutup rapat, setiap 2 hari atau jika menggelembung buka tutupnya.
  5. Dari pengalaman maspary setelah 15 hari biasanya siap digunakan.
Sekali lagi maspary mengajak rekan-rekan Petani Indonesia untuk selalu memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungan kita. Terutama bagi rekan-rekan Gerbang Pertanian yang ingin menghemat usaha taninya, atau rekan-rekan maspary yang “maaf” tidak mempunyai banyak dana untuk usahataninya. Coba kalau kita praktekkan dan kita terapkan resep-resep MOL yang maspary berikan beberapa waktu yang lalu, pasti bisa sangat mengurangi biaya usaha kita. Paling tidak bisa mengurangi biaya pembelian pupuk kimia maupun pupuk organik cair ( POC).
Semoga resep sederhana tentang MOL bonggol pisang tersebut bisa bermanfaat bagi Petani Indonesia
Sukses selalu buat Petani Indonesia !
Minta izin maspary untuk dipublikasikan dan dipraktekkan
 Bahan utama MOL terdiri 3 komponen:
1. Karbohdrat: Air cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang, dan sejenisnya
2. Glukosa: air gula, air kelapa, dan sejenisnya
3. Sumber bakteri: buah-buahan, air kencing, kotoran hewan, dan sejenisnya
Bahan utama dalam MOL  terdiri dari 3 jenis komponen yaitu:
  1. Karbohidrat: air cucian beras (tajin), nasi bekas (basi), singkong, kentang, gandum.
Yang paling  sering digunakan adalah dengan air tajin.
  1. Glukosa: dari gula merah diencerkan dengan air, cairan gula pasir, gula batu dicairkan, air
gula dan air kelapa.
  1. Sumber bakteri: keong mas, kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan sebagainya, air
kencing atau apapun yang mengandung sumber bakteri.
Contoh MOL dan aplikasinya:
1. MOL buah-buahan untuk membantu malai padi agar berisi
2. MOL daun cebreng untuk penyubur daun tanaman
3. MOL bonggol pisang untuk pengurai saat pembuatan kompos
4. MOL sayuran untuk merangsang tumbuhnya malai padi
5. MOL rebung bambu untuk merangsang pertumbuhan tanaman
6. MOL limbah dapur untuk memperbaiki struktur fisik, biologi, dan kimia tanah
7. MOL protein untuk nutrisi tambahan pada tanaman
8. MOL nimba dan sarawung untuk mencegah penyakit tanaman

No comments:

Post a Comment