Para peneliti di IRRI, Filipina, mungkin telah menghasilkan tanaman padi yang paling tahan terhadap tanah dengan kadar garam (salinitas) tinggi.
Minggu yang lalu, Dr. Kshirod Jena, yang memimpin kelompok peneliti
yang menghasilkan padi tersebut, menyatakan bahwa ini merupakan hasil
persilangan antara dua spesies padi yang amat berjauhan secara genetis: Oryza coarctata dan IR56.
O. coarctata bukanlah padi yang dibudidayakan, namun dia dapat tumbuh di tanah berair payau dan memiliki ketahanan terhadap salinitas dua kali lebih tinggi dari varietas padi tahan garam.
Dikarenakan perbedaan genetis yang sangat jauh ini, proses
persilangan menjadi tidak mudah karena, hampir 100% dari keturunannya
bersifat steril atau tidak bisa dikembangbiakkan. Dari 34,000 hibrid
yang dihasilkan dari persilangan O. coarctata X IR56 ini, hanya
3 embrio yang berhasil diselamatkan dan hanya 1 yang akhirnya bisa
ditumbuhkan hingga dewasa dan bisa berkembang biak.
Mereka kini sedang menyilang balik hibrid ini dengan tetua IR56 untuk
menghasilkan varietas yang memiliki banyak sifat seperti varietas IR56
namun tetap menahan sifat tahan garam yang dimiliki oleh tetua satunya.
Varietas yang dihasilkan ini memiliki kemampuan mengeluarkan garam dari tubuh tanaman ke udara melalui kelenjar garam
pada daun-daunnya. Para peneliti di IRRI berharap dalam 4 tahun ke
depan, sebuah padi varietas baru dari hasil persilangan ini dapat
dilepas ke masyarakat. Dengan demikian, para petani bisa memanfaatkan
tanah-tanah yang berkadar garam tinggi karena dekat dengan air laut
misalnya.
No comments:
Post a Comment