BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kunyit
adalah tanaman herba yang banyak di jumpai di sekitar kita. Kunyit dapat
digunakan sebagai obat sakit perut, memperbanyak asi, mengobati keseleo, memar
dan yang lainnya. Kunyit merupakan tanaman yang tingginya bias mencapai 100 cm,
batang semu, tegak, berwarna hijau kekuningan, berdaun tunggal, berakar serabut
yang berwarna coklat muda. Penyebaran tanaman kunyit meliputi daerah tropis di
Asia selatan, Cina Selatan, India, Taiwan, Indonesia, dan Filipina.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang
akan di bahas adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara membudidayakan tanaman kunyit ?
b. Bagaimana cara panen dan pascapanen kunyit?
1.3 Tujuan
a.
Untuk mengetahui
cara membudidayakan tanaman kunyit melalui beberapa tahap yaitu .
b.
Untuk mengetahui
cara panen dan pascapanen pada kunyit
c.
Untuk mengetahui
cara pemeliharaan tanaman kunyit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi
Nama umum
Indonesia: Kunyit, koneng (Sunda), kunir (Jawa)
Inggris: Curcuma, indian saffron, yellow
ginger
Melayu: Kunyit
Vietnam: Khuong hoang, nghe
Thailand: Kha min
Pilipina: Dilaw
Cina: yu jin, jiang huang
Jepang: Taamerikku, ukon
Klasifikasi
Kingdom:
Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas:
Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas:
Commelinidae
Ordo:
Zingiberales
Famili:
Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus:
Curcuma
Spesies:
Curcuma longa L.
2.2 Deskripsi
Tanaman kunyit tumbuh dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau
kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk
bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan
menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik
dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar
1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun
yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah
jingga kekuning-kuningan.
2.3 Persyaratan Ekologis
Di Indonesia, sentra penanaman kunyit di Jawa Tengah,
dengan produksi mencapai 12.323 kg/ha. Di India, Srilanka, Cina, Haiti, dan
Jamaika dengan produksi mencapai > 15 ton/ha.
1. Iklim
a.
Tanaman kunyit
dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki intensitas cahaya penuh atau
sedang, sehingga tanaman ini sangat baik hidup pada tempat- tempat terbuka atau
sedikit naungan.
b.
Pertumbuhan
terbaik dicapai pada daerah yang memiliki curah hujan 1000-4000 mm/tahun. Bila
ditanam di daerah curah hujan < 1000 mm/tahun, maka system pengairan harus
diusahakan cukup dan tertata baik. Tanaman ini dapat dibudidayakan sepanjang
tahun. Pertumbuhan yang paling baik adalah pada penanaman awal musim
hujan.
c.
Suhu udara yang
optimum bagi tanaman ini antara 19-30 oC.
2. Media Tanam
i.
Kunyit tumbuh
subur pada tanah gembur, pada tanah yang dicangkul dengan baik akan menghasilkan umbi yang
berlimpah.
ii.
Jenis tanah yang
diinginkan adalah tanah ringan dengan bahan organik tinggi, tanah lempung berpasir yang terbebas
dari genangan air/sedikit basa.
3. Ketinggian Tempat
Kunyit tumbuh baik di dataran rendah (mulai < 240 m
dpl) sampai dataran tinggi (> 2000 m dpl). Produksi optimal + 12 ton/ha
dicapai pada ketinggian 45 m dpl.
2.4 Teknik
Budidaya
a. Lokasi Tumbuh
kunyit dapat tumbuh
didaerah tropis dan subtropics mulai dari ketinggian 240 m diatas permukaan
laut hingga 2.000 m di atas permukaan laut. Daerah dengan curah hujan 2.000 –
4.000 mm/tahun merupakan tempat tumbuh yang baik bagi kunyit. Kunyit jugs dapat
dtumbuh di daerah dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm/ tahun, tapi
diperlukan pengairan yang cukup dan tertata dengan baik.
Jenis tanah yang diinginkan
tanaman kunyit adalah tanah ringan dengan bahan organik yang tinggi, seperti
tanah lempung berpasir yang terbebas dari genangan air. Tanaman ini dapat hidup
di daerah yang memiliki intensitas cahaya matahari penuh atau di daerah yang
ternaungi. Kunyit dapat pula ditanam tumpang sari dengan padi gogo, jagung,
singkong, kacang merah, atau lainnya.
b. Penyiapan Lahan.
Pada lahan dengan
intensitas cahaya penuh, pengolahan tanah dilakukan dengan membalikan lapisan
olah tanah bagian atas dan bawah dengan bajak atau pacuul. Bongkahan-bongkahan
tanah di hancurkan dan digemburkan lalu diratakan. Saluran air dibuat di
sepanjang bendungan dengan tinggi 22-25 cm dan lebar 45-50cm. pada bendengan di
buat garitan atau alur-alur tanam. Jarak antar tanam dibuat dengan ukuran 50cm
x 50 cm, 60cm x 60 cm, atau 75 cm x 50cm. pada lubang-lubang tanam atau
alur-alur tanam sebaiknya diberi pupuk kandang sebulan sebelum penanaman dengan
dosis 2-3 kg pupuk kandang dan diaduk dengan tanah secara merata.
c. Perbanyakan kunyit dapat
dilakukan secara vegetative fengan memecah rimpang menjadi tunas, tunas baru
dan dengan biji. Namun, pada umumnya petani melakukan perbanyakan tanaman
dengan rimpang.
Untuk mendapatkan
pertanaman di lapangan yang seragam sebaiknya rimpang-rimpang yang akan di
tanam sebaiknya ditunaskan lebih dahulu. Untuk bahan bibit sebaiknya dipilih
rimpang primer. Selain itu, untuk bahan bibit dapat juga digunakan cabang-cabang
rizoma yang mempunyai satu atau dua mata tunas. Cara lain untuk mendapatkan
bibit adalah dengan memotong rimpang tua yang baru di panen di keringkan di
bawah sinar matahari selama 4-5 hari setiap potongan rimpang mengandung 2 mata
tunas. Sebelum ditunaskan, potongan rimpang direndam dalam agrimisin 0,1 % selama kira-kira 4 jam lalu di
angin-anginkan. Penunasan kunyit dilakukan seperti jahe, yaitu dimedia jerami
yang kelembabbanya selalu diatur dengan penyiraman yang rutin. Penunasan
dilakukan antara 1-3 minggu. Bibit dengan pertumbuhan tunas yang seragam dan
sehat diseleksi untuk kemudian di pindahkan ke lahan penanaman.
d. Penanaman.
Awal musim hujan merupakan saat yang tepat untuk melakukan penanaman
kunyit. Penanaman dapat juga di lakukan saat musim kemarau.
Rimpang dari persemian di tanam di lubang tanam pada kedalaman 2-5 cm
dengan tunas mengarah ke atas. Selanjutnya rimpang ditutup dengan tanah halus
agar pertumbuhan tunas tidak terganggu.
e. Pemupukan
disamping pupuk kandang yang diberikan
saat tanam untuk mendukung pertumbuhan vegetative kunyit membutuhkan pupuk
buatan. Pupuk urea di berikan dengan dosis 300 kg yang diberikan dua kali.
Yaitu ½ dosis pada saat tanam dan ½ dosis lainnya diberikan pada umur empat
bulan setelah tanam. Untuk memacu pertumbuhan akar dan jumlah anaknya di
berikan pupuk TSP atau SP-36 sebanyak 200 kg/ha. Untuk memperkokoh batang dan
meningkatkan kualitas rimpang dibutuhkan pupuk KCL sebanyak 300 kg/ha. Kedua
jenis pupuk tersebut diberikan semuanya pada saat tanam.
f. Pengendalian Hama dan
Penyakit
hama penggerak rimpang merupakan hama yang menyukai tunas-tunas yang
baru tumbuh. Gejala serangan menunjukan pada daun tampak kuning kemudian luruh.
Apabila tanaman di bongkar maka rimpang tampak seperti di kerat. Pengendalian
hama tersebut dilakukan dengan furadan sesuai dengan dosis yang diajukan.
2.2. Pemeliharaan Tanaman.
Sekitar 1-2 sesudah tanam
sebaiknya dilakukan penyiangan gulma dan tumbuh pengganggu lainya. Penyiangan
di lakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan gacok atau alat
sejenisnya.
Penyiangan harus
dilakukan dengan hati-hati agar perakaran di sekitar rumput tidak terganggu.
Bersamaan dengan penyiangan, permukaan tanah di sekitar rumput sebaiknya di
bumbun dengan tanah dari saluran air
agar rimpang yang diatas tidak keluar dari permukaan tanah. Pembumbunan
sebaiknya dilakukan sebulan sekali.
2.5. Cara Panen
dan Pascapanen Tanaman Kunyit.
Masa panen tanaman kunyit
umumnya dilakukan pada umur 8-10 bulan setelah penanaman, namun ada juga petani
yang memanen kunyit pada umur 12-18 bulan. Tanda-tanda tanaman kunyit yang
sudah siap di panen dapat dilihat berdasarkan penampilan daun yang sudah kering
tan luruh ke tanah. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan garpu tanah yang
dibenamkan disekitar rumput dan bongkahan rimpang diangkat secara perlahan.
Cara panen ini dapat
menjaga rimpang kunyit yang dipanen agar tetap utuh dan tidak patah.
Selanjutnya rimpang kunyit dibersihkan dari tanah yang melekat dan disusun pada
wadah dari kayu atau keranjang bumbu untuk mengurangi resiko patahnya rimpang
kunyit.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Kunyit adalah tanaman herba yang banyak dijumpai
disekitar kita yang dapat digunakan sebagai obat.
- Kunyit adalah tanaman yang di gunakan sebgai obat
sakit perut, memperbanyak ASI, mengobati keseleo, memar dan yang lainnya.
- Kunyit adalah tanaman yang memiliki batang semu,
tegak, berwarna hijau kekuningan, berdaun tunggal, berakar serabut, yang
berwarna coklat muda.
3.2. Saran.
Kita sebagai makhluk hidup hendaknya memelihara lingkungan
dengan baik karena lingkungan sangat penting peranannya dalam keterikatan
dengan makhluk hidup. Oleh karena itu, kita dalam kehidupan sehari-hari tidak
dapat lepas dengan keterkaitan pada lingkungan, dan sumberdayanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hermani dan Sri Yuliani, ASPEK pascapanen dan pengembangan fitofarmaka tanaman obat
Prod. Forum Konsultasi strategi dan koordinasi pengembangan agroindustri
tanaman obat, Balktro (Bogor :1995).
Hargono, D.
Vademakum Bahan obat alam (Jakarta :Depl kesehatan Republik Indonesia, 2989).
No comments:
Post a Comment