BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Cuaca
dan iklim merupakan gejala alamiah yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
dengan mengetahui pola cuaca dan iklim seperti periode musim hujan dan kemarau,
maka para petani dapat menentukan musim tanam yang tepat agar produksi
pertaniannya baik. Selain itu, kondisi cuaca dan iklim seperti arah dan
kecepatan angin sangat diperlukan bagi para nelayan untuk menentukan saat-saat
yang tepat pergi ke laut mencari ikan serta masih banyak sektor-sektor
kehidupan yang berkaitan dengan kondisi cuaca dan iklim.
Seperti
halnya gejala-gejala
alam yang lain, cuaca dan iklim tak lepas dari konsep-konsep fisika yang terjadi di
dalamnya. Misalnya, angin terjadi karena adanya aliran udara dari tempat yang
bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan udara rendah. Hal ini sesuai
dengan konsep-konsep
yang dipelajari dalam fisika. Udara terdiri dari berbagai macam gas (fluida)
yang tentu saja mengalir dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat
bertekanan rendah. Ini hanya salah satu contoh bahwa cuaca dan iklim dapat
dipelajari melalui fisika. Contoh lainnya seperti perbedaan iklim di daerah
ekuator dan kutub karena perbedaan sudut penyinaran matahari yang mengakibatkan
daerah ekuator lebih banyak menerima sinar sehingga beriklim tropis yang panas
dan daerah kutub menerima sinar jauh lebih sedikit dari daerah ekuator sehingga
daerah kutub beriklim dingin dan dipenuhi es.
Dengan
fakta bahwa fisika mempunyai andil dalam keadaan cuaca dan iklim, maka penulis
terdorong untuk membuat makalah mengenai cuaca dan iklim dan hubungannya dengan
kehidupan manusia dengan tidak melupakan bahwa di dalamnya terjadi proses-proses fisika yang mempengaruhinya.
B.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini
antara lain:
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika
lingkungan.
2.
Untuk mengetahui apa itu cuaca dan iklim.
3.
Untuk mengetahui pengaruh cuaca dan iklim bagi kehidupan
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN CUACA DAN IKLIM
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa
jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa
berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Sedangkan iklim merupakan
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Cuaca
dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian,
khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan
dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu
lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan
merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam
bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003).
Menurut Rafi’i (1995) Ilmu cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas,
sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga
mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan gejala-gejala tersebut
mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan daerah yang luas di atmosfer
permukaan bumi.
Trewartha
and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang
abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan
elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang
panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep
iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan
perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh
gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim
penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan
keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
B.
UNSUR – UNSUR CUACA DAN IKLIM
Ada
beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau
wilayah, yaitu: suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban
udara, dan curah hujan. Berikut adalah penjelasan dari unsur-unsur tersebut.
a.
Suhu atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah
derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer atau udara yang timbul
karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat penerimaan
panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
§
Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh
permukaan bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang
sinar matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan sudut
yang datangnya tegak lurus.
§
Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari
bersinar, semakin banyak panas yang diterima bumi.
§
Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat
menerima panas dan cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan
dari sifat daratan.
§
Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas
yang diterima bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas
yang diterima bumi.
Persebaran suhu atau temperatur udara dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu persebaran horizontal dan vertikal. Untuk lebih jelasnya
dapat diihat pada uraian berikut:
1)
Persebaran suhu atau temperatur udara
horizontal.
Suhu atau temperatur udara di
permukaan bumi untuk berbagai tempat tidak sama. Untuk mempermudah
membandingkannya, maka dibuat peta isotherm. Isotherm yaitu garis khayal dalam
peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai suhu atau temperatur udara
rata-rata sama. Persebaran horizontal secara tidak teratur dipengaruhi oleh
kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan suhu atau temperatur udara daratan
dan lautan. Ada berbagai macam isotherm, yaitu isotherm bulan Januari, isotherm
bulan Juli, dan isotherm tahunan.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah uraian dari
masing-masing isotherm.
§
Isotherm bulan Januari, yaitu
tempat-tempat yang terdingin di belahan bumi utara karena pada waktu itu
matahari berada di belahan bumi selatan. Contoh daerah yang terdingin antara
lain Siberia dan Greenland, sedangkan daerah yang terpanas antara lain Afrika
Selatan dan Argentina.
§
Isotherm bulan Juli, yaitu
daerah-daerah yang terdingin di belahan bumi selatan seperti Australia Utara,
dan daerah terpanas di belahan bumi utara seperti Arab Persia.
§
Isotherm tahunan, yaitu garis di peta
yang menghubungkan tempat-tempat yang sama temperatur rata-ratanya dalam satu
tahun. Daerah ini berada di sebelah utara dan selatan equator/khatulistiwa
(22°LU/LS), yaitu dari Meksiko, Venezuela, Sahara, dan Dakan.
2)
Persebaran suhu atau temperatur udara vertikal
Semakin tinggi,
suhu atau temperatur udara akan semakin turun. Secara umum, setiap naik 100
meter, suhu atau temperatur udara turun 0,5°C. Ketentuan ini tergantung pada
letak dan ketinggian suatu tempat. Adanya perairan, seperti selat dan laut
sangat besar peranannya pada pengendalian suhu atau temperatur, sehingga tidak
terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat besar. Dengan
bervariasinya persebaran suhu atau temperatur udara baik secara horizontal
maupun vertikal, maka dapat terjadi gejala-gejala cuaca, kabut, dan awan
b.
Tekanan Udara
Selain
suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah tekanan
udara. Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat
berubah-ubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah
tekanan udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang
menekan. Besarnya tekanan udara diukur dengan barometer dan dinyatakan dengan
milibar (mb).
Tekanan udara dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
1) Tekanan udara tinggi, lebih dari
1013 mb.
2) Tekanan udara rendah, kurang dari
1013 mb.
3) Tekanan di permukaan laut, sama
dengan 1013 mb.
c.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak
dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Ada
beberapa hal penting yang perlu diketahui tentang angin, yaitu meliputi:
1)
Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan
suatu alat yang disebut Anemometer. Kecepatan angin dapat ditentukan
oleh beberapa faktor, antara lain:
a)
Besar kecilnya gradien barometrik.
Gradien Barometrik, yaitu angka yang
menunjukkan perbedaan tekanan udara melalui dua garis isobar pada garis lurus,
dihitung untuk tiap-tiap 111 km (jarak 111 km di equator 1( atau 1/360 x 40.000
km = 111 km). Menurut hukum Stevenson bahwa kecepatan angin bertiup berbanding
lurus dengan gradien barometriknya. Semakin besar gradien barometriknya,
semakin besar pula kecepatannya.
b)
Relief Permukaan Bumi
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan
tidak ada rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar
dan rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
c)
Ada Tidaknya Tumbuh-tumbuhan
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan
sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi hambatan
pada kecepatan angin.
d)
Tinggi dari Permukaan Tanah
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan
mendapatkan hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang
bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan-hambatan.
2)
Kekuatan Angin
Kekuatan angin
ditentukan oleh kecepatannya, makin cepat
angin bertiup maka makin tinggi/besar kekuatannya. Pada tahun 1804 Beaufort
seorang Laksamana Inggris telah membuat daftar kekuatan dan kecepatan angin
yang digunakannya untuk pelayaran. Daftar tersebut kini masih tetap digunakan
secara internasional.
Kekuatan angin
|
kecepatan angin
|
nama
|
keterangan
|
|
Skala beaufort
|
m/dt
|
Km/jam
|
||
0
|
0,0–0,5
|
0–1
|
Angin reda
|
Tiang asap
tegak
|
1
|
0,6–1,7
|
2–6
|
Angin
sepoi-sepoi
|
Tiang asap miring
|
2
|
1,8–3,3
|
7–12
|
Angin lemah
|
Daun-daun bergerak
|
3
|
3,4–5,2
|
13–18
|
Angin sedang
|
Ranting-ranting bergerak
|
4
|
5,3–7,4
|
19–26
|
Angin tegang
|
Dahan-dahan bergerak
|
5
|
7,5–9,8
|
27–35
|
Angin keras
|
Batang pohon
bergerak
|
6
|
9,9–12,4
|
36–44
|
Angin keras
sekali
|
Batang pohon
besar bergerak
|
7
|
12,5–15,2
|
45–54
|
Angin ribut
|
Dahan–dahan
patah
|
8
|
15,3–18,2
|
55–65
|
Angin ribut
hebat
|
Pohon–pohon
kecil patah
|
9
|
18,3–21,5
|
66–77
|
Angin badai
|
Pohon–pohon
besar patah
|
10
|
21,6–25,1
|
78–90
|
Angin badai
hebat
|
Rumah–rumah
roboh
|
11
|
25,2–29,0
|
91–104
|
Angin taifun
|
Benda berat
beterbangan
|
12
|
29 ke atas
|
105 ke atas
|
Angin taifun
hebat
|
Benda berat
beterbangan hingga beberapa KM
|
3)
Arah Angin
Menurut seorang ahli meteorologi
bangsa Belanda yang bernama Buys Ballot mengemukakan hukumnya yang berbunyi:
Udara mengalir dari daerah maksimum ke daerah minimum. Pada belahan utara bumi,
udara/angin berkelok ke kanan dan di belahan selatan berkelok ke kiri.
Pembelokan arah angin terjadi karena adanya rotasi bumi dari barat ke timur dan
karena bumi bulat. Dalam mempelajari cuaca, diantaranya perlu mengetahui arah
angin. Arah angin dapat diketahui melalui arah baling-baling angin.
4)
Macam-macam Angin
Angin dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
a)
Angin tetap, yaitu angin yang arah tiupnya tetap sepanjang
tahun, seperti:
§ Angin passat, yaitu angin yang
bertiup terus menerus dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan
(30°-40°) menuju ke minimum khatulistiwa.
§
Angin barat, yaitu angin antipassat
(angin yang berhembus di atas angin passat pada ketinggian 30 km dan arahnya
berlawanan dengan angin passat).
§ Angin timur, yaitu angin yang
bertiup dari kedua daerah maksimum kutub menuju daerah minimum subpolar (lintang
66 1/2°C LU dan LS°.
b)
Angin periodik. Angin ini dibagi menjadi:
§ Angin periodik harian meliputi angin
darat dan angin laut; angin gunung dan angin lembah.
§
Angin periodik setengah tahunan,
disebut juga dengan angin muson (musim).
c)
Angin lokal, yaitu angin yang bertiup pada daerah tertentu
dan waktu tertentu. Misalnya : angin kumbang, angin fohn, angin brubu, angin
bahorok, angin gending, dan lain-lain.
d.
Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh
terhadap cuaca dan iklim di suatu tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban
udara adalah banyaknya uap air yang terkandung dalam massa udara pada saat dan
tempat tertentu. Alat untuk mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau
hygrometer. Kelembaban udara dapat dibedakan menjadi:
1)
Kelembaban mutlak atau kelembaban
absolut, yaitu kelembaban yang menunjukkan berapa gram berat uap air yang
terkandung dalam satu meter kubik (1 m3) udara.
2)
Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan
yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang
terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh
udara tersebut.

e.
Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan
yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur
banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge. Curah hujan diukur dalam harian,
bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain:
1) Bentuk medan atau topografi;
2) Arah lereng medan;
3) Arah angin yang sejajar dengan garis
pantai; dan
4) Jarak perjalanan angin di atas medan
datar.
Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari
atmosfer turun ke permukaan bumi. Sedangkan garis yang menghubungkan
tempat-tempat di peta yang mendapat curah hujan yang sama disebut isohyet.
Berdasarkan butiran yang dicurahkan dan asal terjadinya, hujan dapat
digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1)
Berdasarkan butiran-butiran yang
dicurahkan, hujan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
§ Hujan gerimis atau drizzle. Hujan
ini mempunyai diameter butiran-butiran kurang dari 0,5 mm.
§
Hujan salju atau snow. Hujan salju
terdiri dari kristal-kristal es yang temperaturnya berada di bawah titik beku.
§ Hujan batu es. Hujan ini berbentuk
curahan es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya di
bawah titik beku.
§ Hujan deras atau rain, yaitu curahan
air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan butirannya
sebesar 7 mm.
2)
Berdasarkan asal terjadinya, hujan dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
§ Hujan front, yaitu terjadi karena
pertemuan dua jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara panas/lembab
dengan udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan.
§ Hujan konveksi atau hujan zenith,
yaitu terjadi karena arus konveksi yang menyebabkan uap air di khatulistiwa
naik secara vertikal, karena pemanasan air laut terus menerus lalu mengalami
kondensasi dan turun sebagai hujan.
§ Hujan orografi atau hujan gunung,
yaitu terjadi dari udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki
lereng pegunungan berkondensasi dan turun sebagai hujan.
§ Hujan buatan, yaitu dibuat dengan
cara menggunakan garam-garaman untuk merangsang awan hingga uap air di udara
dengan ketinggian 3000 kaki lebih cepat berkondensasi menjadi air dan turun
sebagai hujan.
C.
PEMBAGIAN IKLIM
Iklim
di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di
muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a.
Iklim Matahari
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar
matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Untuk lebih memperdalam pemahaman
tentang pembagian iklim matahari tersebut dapat di lihat pada uraian berikut:
1)
Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0o-231/2o LU/LS
dan hampir 40 % dari permukaan bumi. Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai
berikut:
§
Suhu udara rata-rata tinggi, karena
matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20-23oC. Bahkan
di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30oC.
§ Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil.
Di kwatulistiwa antara 1–5oC, sedangkan ampitudo hariannya lebih
besar.
§ Tekanan
udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
§ Hujan banyak dan lebih banyak dari
daerah-daerah lain di dunia.
2)
Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara
231/2o- 40oLU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara
iklim tropis dan iklim sedang. Ciri-ciri iklim sub tropis adalah
sebagai berikut:
§ Batas yang tegas tidak dapat
ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim
sedang.
§ Terdapat empat musim, yaitu musim
panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak
terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
§ Suhu sepanjang tahun menyenangkan.
Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
§ Daerah sub tropis yang musim
hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim
Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering
disebut daerah iklim Tiongkok.
3)
Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40o-
661/2oLU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:
§ Banyak terdapat gerakan-gerakan
udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup
berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
§ Amplitudo suhu tahunan lebih besar
dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada
daerah iklim tropis.
4) Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah
kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin
dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri-ciri iklim tundra
adalah sebagai berikut:
§ Musim dingin berlangsung lama.
§
Musim panas yang sejuk berlangsung
singkat.
§ Udaranya kering.
§ Tanahnya selalu membeku sepanjang
tahun.
§
Di musim dingin tanah ditutupi es dan
salju.
§
Di musim panas banyak terbentuk rawa
yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
§
Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
§
Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara
Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan ciri-ciri iklim es atau
iklim kutub adalah sebagai berikut:
§ Suhu terus-menerus rendah sekali
sehingga terdapat salju abadi.
§ Wilayahnya meliputi: kutub utara,
yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
b.
Iklim Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim
fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu
wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di
wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka
bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut,
iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim
(muson).
1)
Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1)
tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah
tersebut sangat berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai
garis lintang 40o, adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah
sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan
umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan
dingin terjadi tidak mendadak dan tibatiba.
2)
Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah
tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah
tropis dan sub tropis sampai lintang 400, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar
sedang tahunannya kecil; dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu
hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b) Suhu rata-rata pada musim panas
cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh
pada musim panas.
3)
Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi
dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan
besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi
sangat rendah; dan
d) Jarang turun hujan.
4)
Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran
tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil
dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan
kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian
depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
e) Kadang banyak turun salju.
5)
Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang
dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut
yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup
angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.
D.
PERANAN IKLIM DAN CUACA BAGI
KEHIDUPAN
Perlu diketahui bahwa iklim dan
cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam
bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan
pariwisata. Untuk mengetahui peranan apa saja yang diberikan dapat disimak
uraian berikut.
a.
Peranan Iklim Di Bidang Pertanian
Di Indonesia
yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di sektor
pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sangat
berpengaruh terhadap kehidupannya. Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim
benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah
hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan
tanaman pertanian. Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim
seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan
maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar
tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan
pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan
angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati
dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan
gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai
tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak
akan turun ke laut untuk menangkap ikan.
b.
Peranan Iklim Di Bidang
Transportasi
Faktor-faktor cuaca dan iklim
mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah
dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur
penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim
berpengaruh pula terhadap transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin,
tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
c.
Peranan Iklim untuk Telekomunikasi
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh
pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan
untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan telepon angin. Tentunya
Anda sudah mengetahui pula bahwa cuaca dan iklim merupakan akibat dari
proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara. Lapisan udara yang
menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan
ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami ionisasi
sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran
radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.
d.
Peranan Iklim untuk Pariwisata
Faktor cuaca dan iklim berpengaruh
pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari,
kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui
terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi
seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.
E.
PERUBAHAN IKLIM
Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati
(2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim yang
dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang merubah
komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati pada periode
yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan
iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan
menyebabkan penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa
daerah di Indonesia. Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-Nina
berlangsung.
Fenomena perubahan iklim yang saat ini hangat dibicarakan
adalah fenomena global warming yang merupakan peningkatan suhu rata –
rata bumi akibat akumulasi gas CO2 yang berlebih dalam atmosfer
sehingga memerangkap panas matahari yang seharusnya dipantulkan dan dilepas ke
luar angkasa. Dengan meningkatknya suhu bumi ini, dapat mencairkan gunung –
gunung es di bagian kutub yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut yang
membahayakan pemukiman sekitar pantai. Selain itu, meningkatnya suhu bumi juga
mengacaukan iklim dan memperparah fenomena lain seperti la-nina dan el-nino.
Contoh konkrit saat ini bahwa dengan adanya la-nina yang berkepanjangan
mengakibatkan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun sehingga mengganggu
berbagai sektor kehidupan manusia seperti pertanian dan perhubungan.
Hal ini diperparah dengan rusaknya lapisan ozon akibat
pemakaian zat – zat yang dapat merusak lapisan ozon misalnya CFC. Dengan
rusaknya lapisan ozon, sinar ultra violet matahari dapat dengan lebih bebas
memasuki bumi yang membawa dampak buruk bagi lingkungan hidup dan manusia itu
sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah
tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu
terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa
jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa
berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Sedangkan iklim merupakan
keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan
dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang luas.
Iklim dan cuaca tak lepas dari konsep–konsep fisika yang
terjadi di dalamnya. Misalnya suhu udara, tekanan udara, kecepatan angin,
intensitas penyinaran matahari dan sebagainya, semuanya merupakan konsep–konsep
fisika yang berpengaruh penting dalam keadaan cuaca dan iklim.
Iklim
dan cuaca merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti
dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan
pariwisata. Tetapi akhir – akhir ini keadaan iklim makin tak menentu dengan
adanya fenomena pemanasan global atau global warming yang membawa dampak
buruk bagi kehidupan manusia. Dengan meningkatnya suhu bumi, akan mencairkan es
di kutub yang mengakibatkan peningkatan permukaan laut dan membahayakan
lingkungan pantai, mengganggu keadaan iklim dan cuaca seperti terganggunya
curah hujan yang tentu saja sangat merugikan bagi berbagai sektor kehidupan
seperti pertanian dan perhubungan.
B.
SARAN
Saran yang dapat saya kemukakan
lewat makalah ini adalah sebagai berikut :
a)
Untuk bisa memahami
permasalahan cuaca dan iklim terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu
cuaca dan iklim, serta apa sajakah unsur-unsur cuaca dan iklim.
b)
Pemahaman
yang mendalam tentang angin, jenis-jenis angin yang ada di dunia, dan arah
pergerakan angin sangat penting untuk dapat memahami secara mendalam dalam
subjek ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Drs, Amir Syarifudin, dkk. 1996. Sains geografi 1.
Jakarta: Bumi Aksara.
2.
Marvin, Chris, dkk. 2008. Cuaca dan iklim.
3.
Drs, Sarjani. 2009. Cuaca dan iklim.
|
No comments:
Post a Comment